Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan - Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum dan LHK) Wilayah Sulawesi, Dodi Kurniawan, mengaku menemukan multi-kejahatan di wilayah Tambang Jeneberang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Saat dikonfirmasi melalui via WhatsApp, Dodi Kurniawan menyampaikan bahwa kejahatan tambang di Jeneberang, Kabupaten Gowa akan mengakibatkan hancurnya Sungai Jeneberang.
"Penyebab kerusakan DAS (Daerah Aliran Sungai) Jeneberang banyak faktor. Penyebabnya dari hulu dan hilir, hal ini perlu komitmen, senergitas, dan kerja sama koloboratif semua pihak dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kerusakan lingkungan hidup dan Kehutanan di DAS Jeneberang," jelas Dodi Kurniawan Kepala Gakkumdu Sulawesi Selatan, Selasa (12/10).
Pernyataan tentang hancurnya sungai itu disebabkan masalah tambang, juga di sampaikan Dodi Kurniawan di rakor bersama stakeholder terkait, di Ruang Rapim Kantor Gubernur Sulsel, Senin (11/10) kemarin.
"Saya kira bisa dilihat bahwa ada multi-dimensi faktor dan multi-pelaku, multi-kejahatan. Kenapa disebut kejahatan? Karena ada beberapa kerugian di sepanjang sungai Jeneberang," beber Dodi Kurniawan, di rakor yang berlangsung di Ruang Rapim Kantor Gubernur Sulsel.
Lanjutnya, Sedikitnya, ada 24 tambang di sepanjang sungai Jeneberang yang belum memiliki rekomendasi dari pihak terkait. Selain itu, ada juga dugaan pungutan liar (pungli) pajak kendaraan yang keluar masuk.
"Di sana ada pajak, nah, siapa yang menikmati pajak yang ada di sana setiap hari, dan terjadi pungli. Atau ini masuk di Pemerintah Gowa atau memang ada pihak yang diuntungkan di sana," ujar Dodi lagi.
Load more