Jakarta, tvonenews.com - Gempa magnitudo 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) mengakibatkan puluhan ribu warga tewas. Tercatat hingga Selasa (14/2/2023), korban tewas telah mencapai 36.000, dengan rincian 31.643 orang tewas di Turki dan 4.614 lainnya tewas di Suriah.
Sebagaimana dilansir dari AlJazeera, PBB memperkirakan hingga 5,3 juta orang di Suriah mungkin kehilangan tempat tinggal setelah gempa bumi. Dan hampir 900.000 orang sangat membutuhkan makanan panas di Turki dan Suriah.
Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan fase penyelamatan "hampir selesai" dan bahwa dunia sejauh ini telah mengecewakan orang-orang di barat laut Suriah.
Sementara itu, pencarian putus asa untuk korban gempa di Turki dan Suriah memasuki jam-jam terakhir. Para ahli mengatakan peluang penyelamatan hampir tertutup mengingat lamanya waktu yang telah berlalu dan parahnya bangunan yang runtuh.
Eduardo Reinoso Angulo, seorang profesor di Institut Teknik di National Autonomous University of Mexico, mengatakan kepada kantor berita The Associated Press bahwa kemungkinan menemukan orang hidup "sangat, sangat kecil sekarang".
David Alexander, seorang profesor perencanaan dan manajemen darurat di University College London, setuju, mengatakan kemungkinannya tidak terlalu bagus untuk memulai. Banyak bangunan dibangun dengan sangat buruk sehingga runtuh menjadi potongan-potongan yang sangat kecil, hanya menyisakan sedikit ruang yang cukup besar untuk orang bertahan hidup, katanya kepada AP.
“Jika bangunan kerangka semacam itu runtuh, secara umum kami menemukan ruang terbuka di tumpukan puing tempat kami dapat membuat terowongan,” kata Alexander. "Melihat beberapa foto dari Turki dan dari Suriah, tidak ada ruang."
Load more