Jurnalis New York Times Lawrence Wright mengaku syok melihat setelah melihat langsung di depan matanya aksi brutal tentara Israel yang mencekik hingga menendang seorang aktivis Palestina, dilansir dari Cordova Media, Sabtu (18/2/2023).
Wright saat itu tengah mengikuti sebuah tur di Kota Hebron Palestina. Dia didampingi seorang aktivis bernama Issra Amro. Saat mereka melintasi segerombolan tentara penjajah Israel, tiba-tiba Amro diserang.
Seorang tentara tiba-tiba mencekik dan membanting Amro hingga tersungkur. Tak puas sampai di sana, tentara itu menendang perut Amro dengan sepatu botnya.
Melihat serangan brutal tiba-tiba kepada pendamping perjalanannya, Wright mengaku syok. Dia sama sekali tidak menyangka para tentara penjajah Israel itu berani menyerang Amro yang tengah bersama seorang jurnalis asing.
“Saya merasa hidup saya dalam bahaya. Dan dia tidak peduli dengan adanya jurnalis internasional ternama. Mereka tidak peduli lagi bahkan dengan kamera, jurnalis,” katanya.
Keberanian mereka menurut Wright didukung oleh sistem yang dibuat oleh pemerintah penjajah Israel. Seolah warga Palestina seperti binatang yang tidak berharga.
Spontan saat kejadian penyerangan itu Wright langsung merekam, mengunggah, dan memviralkan videonya. Setelah video itu viral, pihak Israel mengklaim para tentara itu sedang melakukan tugas rutin mereka dan Amro menyumpahi dan memprovokasinya.
“Itu tidak benar, keseluruhan kejadian itu dimulai oleh tentara itu sendiri,” bantah Wright.
Setelah banyak netizen yang menuntut keadilan untuk Amro, pemerintah setempat mengklaim akan menghukum tentara tersebut selama 10 hari penjara.
Namun netizen meragukan pengakuan pemerintah Israel itu dan meyakini jika tidak viral tentara itu mustahil disanksi. “Itu benar-benar sangat membuat saya syok,” kata Wright.
Dia merasa heran bagaimana seseorang bisa melakukan itu kepada orang lain, karena tentara ini normalnya juga adalah manusia. “Tetapi saya pikir dia telah dicuci otaknya sehingga tidak memandang orang Palestina sebagai manusia lagi. Terjadi dehumanisasi yang luar biasa,” tegasnya.
“Dia memperlakukan Issa seperti... Saya harus mengatakan ini, seperti binatang yang harus dijinakkan," imbuhnya.
Load more