Jakarta, tvOnenews.com – Media sosial dan media massa dihebohkan dengan The Mukaab.
The Mukaab merupakan bangunan megaproyek New Murabba yang dikritik karena bentuk bangunannya menyerupai kabah.
Melansir Twitter Public Investment Fund @PIF_en, megaproyek ini berlokasi tepat di persimpangan Jalan Raja Salman dan Jalan Raja Khalid.
Pembangunan megaproyek di lokasi itu baru saja diumumkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman bin Abdulaziz pada Kamis (16/2/2023) lalu. Pembangunan megaproyek ini sejalan dengan visi Arab Saudi di tahun 2030.
Tempat dengan nilai investasi 800 miliar dolar AS ini diproyeksikan menjadi pusat kota modern terbesar sekaligus destinasi wisata dunia yang akan membawa para pengunjung atau para penghuninya seperti berada di “dunia magis”.
Pasalnya, megaproyek ini memiliki luas 19 kilometer persegi atau 4,6 ribu hektare.
Luas area itu bisa menampung 350.000 penduduk, membuka 334,000 lapangan kerja baru dan diproyeksikan menambah Produk Domestik Bruto (PDB) non-minyak Arab Saudi di tahun 2030.
Megaproyek ini juga menawarkan lebih dari 104.000 unit hunian, 9.000 kamar hotel dan 980.000 meter persegi ruang ritel.
Lalu, 1,4 juta meter persegi di antaranya untuk ruang kantor, 620.000 meter persegi untuk aset rekreasi dan 1,8 juta meter persegi untuk fasilitas masyarakat.
Lantas, apa yang membuat The Mukaab dikritik? The Mukaab merupakan bangunan setinggi 400 meter, lebar 400 meter dan panjang 400 meter.
The Mukaab dibangun dengan gaya arsitektur Najdi modern. The Mukaab akan menjadi bangunan kubus terbesar dan tertinggi di dunia.
Namun, bentuk The Mukaab mendapatkan banyak kritikan karena bentuknya menyerupai kabah. Beberapa di antaranya, yakni:
Akun G*alb*_9* berkomentar: “Manusia berlomba-lomba meninggikan gedung pertanda hari.....”.
Akun A*ep*iswa*a berkomentar: “Khawatir juga sih”.
Akun An*iw*n*rt* berkomentar: “Kalau bisa jangan berbentuk kayak kabah. Cari bentuk yang lain kan banyak”.
WNI di Jeddah Ahmad Lukman Hakim mengatakan dulu memang ada Istana Raja Abdul Aziz yang berbentuk kubus. Namun, sekarang sudah menjadi bangunan bersejarah di Riyadh.
“Dinamakan New Murabba karena memang ada Old Murabba-nya,” ujarnya saat diwawancarai di Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne.
Menurutnya, bangunan berbentuk kubus merupakan arsitektur kontemporer yang unik, minimalis dan populer sejak 1980.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas berpendapat Pangeran Arab Saudi ingin banyak orang yang berkunjung ke negaranya.
Oleh karena itu, Pangeran Arab Saudi menggunakan pendekatan yang menarik. Salah satunya lewat bangunan ini.
“Jangan terlalu jauh menafsirkan. Kalau pertanyaannya boleh enggak bangun bangunan yang bentuknya kubus? Ya boleh. Kalau pertanyaannya boleh enggak bangun bangunan yang menggantikan kabah? Ya enggak boleh,” jelasnya saat diwawancarai di Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne.
Sebagai catatan, megaproyek ini akan dibuka pada 2030 mendatang. (nsi)
Load more