Kemal Kılıcdaroglu lahir 17 Desember 1948 di Kota Tunceli, bagian timur Turki. Ia adalah pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP) dan menjadi Pemimpin Oposisi Utama di Turki sejak 2010.
Ia menjabat sebagai Anggota Parlemen untuk distrik elektoral kedua İstanbul dari 2002 sampai 2015 sebagai seorang anggota parlemen untuk distrik elektoral kedua İzmir pada 7 Juni 2015.
Sebelum memasuki politik, Kilicdaroglu merupakan pelayan sipil dan menjabat sebagai Presiden Institusi Asuransi Sosial (SSK) dari 1992 sampai 1996 dan kembali dari 1997 sampai 1999.
Ia terpilih pada Parlemen dalam pemilihan umum 2002 dan menjadi pemimpin kelompok parlementer CHP. Pada pemilihan lokal 2009, ia dinominasikan sebagai kandidat CHP untuk Wali kota İstanbul dan kalah dengan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dengan 37% suara, dimana kandidat dari Partai Keadilan dan Pembangunan meraih 44.71% suara.
Ia terpilih menjadi ketua deputi Sosialis Internasional pada 31 Agustus 2012. Setelah Deniz Baykal mengundurkan diri sebagai pemimpin partai pada 2010, Kilicdaroglu mengumumkan pengkandidatannya dan terpilih tanpa perlawanan sebagai pemimpin CHP. Ia dipandang membawakan hidup baru pada CHP.
Menurut hasil survei yang dirilis oleh lembaga penelitian KONDA Research and Consultancy pada Kamis (11/5), Erdogan tertinggal sebesar lima persen dari Kilicdaroglu. Erdogan memperoleh dukungan sebesar 43,7 persen, sementara Kilicdaroglu sebanyak 49,3 persen.
Dikutip dari Hurriyet Daily News, dalam sebuah wawancara televisi lokal pada Rabu (26/4) lalu Kilicdaroglu mengatakan bahwa partai yang dia pimpin CHP dan koalisinya berambisi untuk mengembalikan sistem pemerintahan Turki menjadi parlementer.
“Mereka yang mendukung kembali ke sistem parlementer yang diperkuat akan menjadi mayoritas di parlemen. Para wakil Partai AK juga akan mendukung hal ini karena mereka telah melihat bahwa hak mereka untuk berpolitik telah dirampas [akibat sistem eksekutif-presidensial yang ada],” kata Kilicdaroglu.
Sebenarnya, Erdogan masih populer dan telah mengkonsolidasikan kekuasaan di bawah kepemimpinannya. Namun, banyak orang Turki menginginkan perubahan.
Load more