Menurutnya, ada kendala perekaman sidik jari jamaah dalam proses bio visa. Kondisi tersebut berdampak juga pada proses pemvisaan secara keseluruhan.
"Kita usul agar ada solusi lain melalui perekaman retina mata yang juga sama akuratnya. Teknologinya bisa dikembangkan. Usulan ini diapresiasi oleh Saudi," katanya.
Usulan lainnya yakni perluasan layanan fast track. Indonesia mengusulkan agar layanan ini bisa dikembangkan di bandara lainnya guna memudahkan jamaah calon haji Indonesia.
"Kita ada 13 embarkasi, dan semua diusulkan bisa mendapat layanan fast track," kata dia.
Terakhir, usulan yang disampaikan delegasi Indonesia berkenaan dengan informasi kuota. Menurut Nasrullah, proses penyiapan penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia memakan waktu yang panjang. Karenanya, ketentuan terkait kuota haji diharapkan dapat diinformasikan lebih awal.
"Kepastian kuota lebih awal akan mempercepat proses pembahasan anggaran, persetujuan BPIH, dan juga kontrak layanan di Arab Saudi," ujar Nasrullah. (ant)
Load more