Layanan katering pada kurun waktu itu baru diberikan kembali tiga hari setelah puncak haji atau mulai 16 Zulhijjah.
Dua alasan penghentian katering jelang dan setelah puncak haji menurut Subhan karena seluruh jamaah haji dunia sudah terkonsentrasi di Mekkah jelang wukuf.
“Kondisi seperti ini menyulitkan dalam proses distribusi makanan karena kepadatan lalu lintas di Kota Mekkah,” kata Subhan.
Faktor lain penyebab penghentian katering buat jamaah menurut Subhan adalah tenaga kerja penyedia layanan katering menjelang puncak haji ikut dikonsentrasikan ke dapur-dapur di Armina karena layanan katering dimasak di dapur-dapur yang disiapkan di tenda jemaah haji Indonesia di Arafah dan Mina.
Pada tahun 2022 atau setelah dua tahun tidak melakukan penyelenggaraan ibadah haji dengan jumlah jamaah di bawah 50 persen dari kuota normal serta kondisi Mekkah yang lengang pascapandemi mendorong PPIH atas arahan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memberikan layanan katering secara penuh.
"Jamaah haji Indonesia mendapatkan 75 kali makan selama di Mekkah berupa sarapan, makan siang, dan makan malam,” kata Subhan.
Pada tahun ini kuota jamaah haji Indonesia kembali normal, bahkan mendapat tambahan 8.000 orang sehingga totalnya menjadi 229.000 jamaah dan Kota Mekkah sudah sangat padat dan akan terus bertambah.
Load more