tvOnenews.com - Yevgeny Prigozhin menolak jika disebut sebagai penghianat. Ia menegaskan bahwa seluruh anggota kelompoknya adalah pejuang.
Pemimpin kelompok paramiliter Wagner itu menegaskan tidak akan ada anggotanya yang menyerahkan diri atas permintaan presiden, Dinas Keamanan Federal, atau siapa pun.
"Mengenai pengkhianatan terhadap ibu pertiwi, Presiden (Putin) salah besar. Kami adalah patriot tanah air kami," ujar Prigozhin melalui pesan video di aplikasi Telegram, Sabtu.
Prigozhin mengatakan bahwa mereka tidak akan menyerahkan diri karena mereka tidak ingin negara terus hidup dalam korupsi, penipuan, dan birokrasi.
“Saat kami bertempur di Afrika, kami diberi tahu bahwa kami membutuhkan Afrika. Saat kami diberi tahu bahwa kami sedang berperang dengan Ukraina, kami pergi dan berperang. Tetapi ternyata amunisi, senjata, semua uang yang disimpan di dalamnya juga dicuri, dan pejabat menyimpannya untuk diri mereka sendiri," ujar Prigozhin.
Prigozhin menuduh militer Rusia menargetkan area terkonsentrasi dengan warga sipil, karena mereka tidak dapat mencapai target dan mereka menyerang di mana saja.
“Oleh karena itu, kami adalah patriot, dan mereka yang menentang kami hari ini adalah mereka yang berkumpul di sekitar orang-orang rendahan,” kata Prigozhin.
Sebelumnya, Putin menuduh Prigozhin melakukan pengkhianatan setelah pasukan kelompok paramiliter melintasi perbatasan dari wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia ke Rusia, memasuki Kota Rostov-on-Don.
Prigozhin, dalam beberapa bulan terakhir, berulang kali menyebut Rusia tidak memasok senjata yang cukup kepada kelompok paramiliter yang telah berperang bersama tentara Rusia di Ukraina.(ant/chm)
Load more