Mereka berpendapat bahwa ada kemungkinan serangan akan dilakukan “dalam waktu dekat”.
“Jika diledakkan, alat-alat tersebut tidak hanya akan merusak reaktor, namun juga akan menciptakan gambaran seolah-olah Ukraina adalah pelaku pengeboman tersebut,” tulis pernyataan yang disampaikan melalui Telegram tersebut.
Tentara Ukraina “siap sedia untuk bertindak dalam situasi apapun”, lanjut pernyataan tersebut.
Pihak Ukraina pun tidak menyampaikan bukti apapun atas pernyataannya itu.
Saat ini, tidak ada reaktor di PLTN itu yang difungsikan.
Selama lebih dari satu tahun terakhir, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah berusaha untuk menciptakan kesepakatan agar pihak-pihak yang berkonflik menarik mundur pasukan mereka dari pembangkit listrik tersebut untuk mengurangi risiko kecelakaan nuklir.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi telah mengunjungi PLTN tersebut tiga kali sejak Rusia mengambil alih fasilitas tersebut, namun belum berhasil membuat kesepakatan apapun untuk memastikan fasilitas tersebut aman dari pembombardiran atau insiden lain terkait konflik.
Load more