Toronto, tvOnenews.com - Tentara Niger umumkan kudeta lewat TV pada Rabu (26/7/2023). Mereka mengumumkan kudeta terhadap Presiden Mohamed Bazoum.
Menyebut diri Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air (CLSP), mereka membacakan pernyataan kudeta dalam video yang sudah direkam. Kemudian, video itu ditayangkan di TV pemerintah ORTN.
Kolonel Mayor Amadou Abdramane mengatakan Bazoum digulingkan dan konstitusi dibekukan karena situasi keamanan yang memburuk dan krisis sosial ekonomi yang dialami negara itu.
Dia mengatakan jam malam diberlakukan antara pukul 10 malam hingga 5 pagi. Sedangkan, semua perbatasan ditutup.
Presiden Bazoum ditahan Rabu pagi hari oleh unsur pasukan pengamanan presiden. Kemudian, rakyat turun ke jalan untuk mencegah kudeta dan menyerukan agar Bazoum dibebaskan.
Jenderal Omar Tchiani yang menjabat kepala pasukan pengamanan presiden selama sekitar 10 tahun diduga berada dibalik kudeta itu.
Bazoum diduga ingin memberhentikan Tchiani yang memegang jabatan yang sama di bawah presiden sebelumnya, yakni Mahamadou Issoufou.
“Sebuah percobaan kudeta sedang berlangsung di Niger. Aksi segelintir perwira ini berusaha mempertanyakan kemerdekaan kita yang diperoleh susah payah, demokrasi kita dan kemajuan yang dicapai," ujar Perdana Menteri Sementara Hassoumi Massoudou, Kamis (27/7/2023) pagi waktu setempat via Twitter.
"Petualangan yang bertujuan menciptakan kehancuran ini pasti gagal karena akan menghadapi protes dari kekuatan demokrasi dan kemajuan di seluruh penjuru Niger," sambungnya.
Uni Afrika, Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS), Uni Eropa, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Prancis mengutuk tindakan militer Niger dan menyerukan pembebasan Bazoum (63) yang dipilih secara demokratis pada April 2021.
Sebelumnya, Niger mengalami berbagai kudeta dan upaya kudeta sejak merdeka dari Prancis pada 1960. Aksi pasukan elit pengamanan presiden ini membuat rakyat Niger semakin khawatir.
Pada 1964, negara tersebut menghadapi upaya kudeta pertamanya diikuti kudeta militer 1974 pimpinan Letnan Kolonel Seyni Kountche.
Rezim militer Kountche berkuasa sampai dia meninggal dunia pada 1987. Kemudian, pada 1996 Kolonel Ibrahim Bare Mainassara mendalangi kudeta yang mengakibatkan kematian Presiden Mahamane Ousmane yang terpilih secara demokratis.
Niger kembali ke pemerintahan sipil pada 1999 yang mengantarkan kepada terpilihnya Presiden Mamadou Tandja.
Pada 2010, upaya Tandja dalam memperpanjang masa jabatannya diakhiri oleh intervensi militer yang berpuncak kepada pencopotan dia dari jabatan presiden.
Pada 2011, Niger berhasil mengalihkan kekuasaan melalui pemilihan demokratis dengan memilih Presiden Mahamadou Issoufou.
Negara ini berhasil menghindari kudeta pada 2020 sekalipun tahun itu suasana politik Niger sangat tegang. (ant/nsi)
Load more