tvOnenews.com - Dua tahun lalu, Donald Trump yang masih menjabat sebagai presiden Amerika Serikat (AS) mengecam para perusuh yang merupakan pendukungnya saat menyerbu gedung Capitol dengan menerobos barikade, mengecam hasil pemilu.
"Seperti semua orang Amerika, saya marah dengan kekerasan, pelanggaran hukum, dan kekacauan," kata Trump dalam sebuah video, mengutuk apa yang disebutnya sebagai "serangan keji."
Jelang pemilu 2024, Trump justru berbalik arah dan menjadi salah satu pendukung utama kelompok tersebut. Trump menyebut kelompok tersebut sebagai patriot dan menyebarkan klaim palsu mengenai siapa saja yang terlibat.
Trump tidak hanya bersumpah untuk mengampuni "sebagian besar" terdakwa pada penyerbuan 6 Januari itu jika dirinya memenangkan pemilu 2024, akan tetapi Trump juga berjanji akan menggalang dana untuk mereka, berteman dengan keluarga mereka, dan berkolaborasi dalam sebuah lagu yang akan menjadi hits di iTunes.
"Mereka berada di sana dengan bangga, mereka berada di sana dengan cinta di dalam hati mereka. ... Dan itu adalah hari yang indah," kata Trump dalam wawancara dengan CNN baru-baru ini.
Ketika ditanya apakah ia menyesali tindakannya pada hari itu, Trump tidak menyampaikan penyesalannya.
"6 Januari: Itu adalah kerumunan massa terbesar yang pernah saya ajak bicara," katanya.
Load more