Jakarta, tvOnenews.com - India stop ekspor beras, dikhawatirkan picu inflasi pangan dunia.
India memberlakukan larangan ekspor beras non-basmati usai harga beras naik 3 persen dalam sebulan.
Gagal panen di sentra-sentra produksi beras seperti Punjab dan Haryana menyebabkan petani harus menanam ulang padi mereka.
Larangan ini berlaku mulai 20 Juli 2023 lalu. Larangan tersebut dikhawatirkan memicu inflasi pangan dunia. Pasalnya, India menyumbang 40 persen ekspor beras dunia.
Di sisi lain, beras merupakan salah satu makanan pokok utama dunia dan dikonsumsi sekitar setengah dari populasi dunia.
Terkait larangan ekspor beras India, Indonesia mengambil langkah melalui Perum Bulog.
Perum Bulog menyasar tiga negara tujuan impor beras untuk pemenuhan stok nasional setelah India memutuskan untuk tidak lagi mengekspor beras per 20 Juli 2023.
Opsi importasi beras dilakukan pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan akibat fenomena cuaca El Nino.
India stop ekspor beras, dikhawatirkan picu inflasi pangan dunia. Dok: Asep Fathulrahman-Antara
Kementerian Pertanian (Kementan) pun telah membentuk gugus tugas dalam menghadapi El Nino yang diprediksi terjadi sekitar Juni dan semakin intens pada Agustus nanti.
"Vietnam, Thailand. Ada kemungkinan nanti dari negara Pakistan yang masih belum menutup (ekspor) ya," ujar Direktur Perum Bulog Budi Waseso, Rabu (2/8/2023) lalu.
Budi menyebut keputusan India untuk menghentikan ekspor beras demi ketahanan pangan dalam negeri tidak berpengaruh pada stok beras yang dikelola Perum Bulog.
Stok cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini mencapai sekitar 1,3 juta ton. Jumlah tersebut masih mencukupi.
Perum Bulog juga masih melakukan penyerapan beras dalam negeri yang ditargetkan mencapai 2,4 juta ton hingga akhir tahun.
Untuk pengadaan beras melalui importasi, Perum Bulog menargetkan paling lambat sudah masuk pada 4 Desember 2023.
Pemerintah mengalokasikan kuota impor beras sebanyak 2 juta ton kepada Perum Bulog. Sebanyak 500.000 ton di antaranya sudah direalisasikan hingga Mei 2023.
"Kita kan masih menyerap di dalam (negeri) sama nanti ada kita mau mendatangkan lagi untuk stok. Jadi kalau kita datangkan (impor), stoknya ini sampai yang kuotanya 2 juta itu. Ya kita punya stok akhir itu 2,3 juta ton," jelasnya. (ant/nsi)
Load more