"Sayangnya, rasisme adalah kenyataan di Jerman. Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa partai politik yang rasis dan fasis (AfD) menjadi partai terbesar kedua di negara ini. Hal ini menunjukkan bahwa kita menuju masa berbahaya," kata dia.
Jajak pendapat baru minggu lalu menempatkan partai anti imigran Alternative for Germany (AfD) berada di tempat kedua, di atas partai Demokrat pimpinan Kanselir Olaf Scholz.
Sementara itu Burhan Kesici, ketua Dewan Islami untuk Republik Federal Jerman, mengatakan bahwa para politisi dari partai demokratik seharusnya menentang populisme sayap kanan dan melawan pesan Islamofobia mereka.
"Kami berharap dari otoritas politik untuk memperluas dukungan mereka terhadap masyarakat Muslim. Mereka seharusnya menggarisbawahi dalam pidato mereka bahwa Muslim adalah bagian dari negara ini, dan mereka bukan ancaman bagi masyarakat," kata Kesici.
Dia juga mengusulkan langkah keamanan lebih ketat oleh kepolisian untuk melindungi masjid-masjid dan institusi Islam.
Dalam beberapa tahun belakangan, Jerman menyaksikan peningkatan rasisme dan Islamfobia, yang dipicu oleh propaganda kelompok neo-Nazi dan sayap kanan AfD, dengan mengeksploitasi krisis pengungsi dan upaya menanamkan ketakutan kepada imigran.
Menurut data terbaru, polisi mencatat 610 kejahatan kebencian Islamofobia pada 2022 di seluruh negeri.
Load more