Jakarta, tvOnenews.com - Tim SAR menemukan lebih dari 1.500 jenazah di reruntuhan kota Derna di Libya timur pada hari Selasa, dan dikhawatirkan jumlah korban jiwa bisa melampaui 5 ribu orang setelah air banjir menerjang bendungan dan menghanyutkan seluruh lingkungan di kota tersebut.
Kematian dan kehancuran yang ditimbulkan oleh badai Mediterania Daniel menunjukkan intensitas badai tersebut, namun juga kerentanan sebuah negara yang terkoyak oleh kekacauan selama lebih dari satu dekade. Negara ini terpecah oleh pemerintahan yang bersaing, satu di timur, yang lain di barat, dan akibatnya adalah pengabaian infrastruktur di banyak wilayah.
Bantuan dari luar baru saja mulai mencapai Derna pada hari Selasa, lebih dari 36 jam setelah bencana terjadi. Banjir merusak atau menghancurkan banyak jalan akses ke kota pesisir berpenduduk sekitar 89.000 jiwa itu.
Sementara itu, Kepala pemerintahan persatuan Libya yang bermarkas di Tripoli, Abdul Hamid Dbeibeh, pada Selasa (12/9) mengumumkan alokasi 2 miliar dinar Libya (sekitar Rp6,3 triliun) untuk Benghazi and Derna Cities Reconstruction Fund guna membangun kembali kota-kota terdampak banjir.
"Dua miliar dinar Libya dialokasikan untuk rekonstruksi kota-kota yang hancur akibat banjir," seperti dilaporkan platform Hokomitna.
Dbeibeh menginstruksikan "Badan Pelaksana Proyek Transportasi agar menjalin kontrak dengan perusahaan asing khusus untuk membangun kembali gorong-gorong beton dan merawat sejumlah jembatan di daerah terdampak di wilayah timur."
"Jaringan jalan dan jembatan di Kota Derna hancur total," ungkap kepala departemen pekerjaan umum di pemerintahan yang berbasis di Tripoli, Al-Hussein Sweidan kepada AP, Kamis (14/9/2023).
Load more