Jakarta, tvOnenews.com - Perang antara Hamas dan Israel semakin memanas.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza, pada Kamis (12/10/2023) pagi, tercatat warga Palestina yang tewas akibat gempuran Israel naik menjadi sekitar 1.200 orang.
Sementara hampir 5.000 orang lainnya dikabarkan mengalami luka.
Namun meski begitu, semangat Hamas dalam memerdekakan Palestina tetaplah membara.
Pada Rabu (11/10/2023) malam, tvOne berhasil melakukan wawancara eksklusif dengan Juru Bicara (Jubir) Hamas di Iran, Khaled Qadami.
Dalam wawancara itu, Khaled menjelaskan mengenai siapa Hamas dan tentang keyakinan akan menang melawan Israel.
Pejuang Hamas Palestina (Istimewa)
Khaled menjelaskan bahwa Hamas adalah bentuk perjuangan tanpa henti dari Bangsa Palestina sejak tahun 1948.
“Sudah 75 tahun bangsa kami menderita akibat kejahatan Israel yang terus berlanjut, terhadap warga sipil, tempat ibadah, dan infrastruktur,” kata Khaled.
Dunia takjub dengan serangan Hamas terhadap Israel.
Pejuang Hamas berhasil menerobos dengan mudah ke wilayah pendudukan Israel di Palestina.
Padahal, Israel memiliki keamanan yang sangat kuat.
“Tentu, pejuang kami sangat berpengalaman. mereka mengeksplorasi kantong keamanan dan intelijen di wilayah musuh,” jelas Khaled.
Khaled juga mengklaim bahwa sistem pertahanan udara Israel juga tak mampu menangkal rudal Hamas.
“Iron Dome bahkan tidak mampu menangkal roket yang diluncurkan Hamas,” tandas Khaled.
Hal ini kata Khaled merupakan anugerah dari Allah SWT atas keyakinan para pejuang.
“Anugerah bagi para pejuang dengan keyakinan mereka sehingga sehingga mereka bisa menerobos pertahanan musuh,” ujar Khaled.
Roket Hamas (Aljazeera)
Dalam menanggapi pertanyaan ini, Khaled yakin Israel pasti akan kalah karena pemimpin juga banyak ditentang.
“Khaled netanyahu adalah pemimpin korup. dia adalah pembohong bahkan terhadap rakyatnya sendiri,” kata Khaled.
“Dan banyak orang di Israel menentang koalisi karena kediktatorannya (Netanyahu),” sambung Khaled.
Namun Khaled mengaku bahwa Palestina tidak punya pilihan selain mempertahankan diri sendiri.
“Banyak orang tewas di Palestina karena minimnya listrik, tidak ada listrik di ruang ICU,” jelas Khaled.
Bahkan sebelum perang ini, bangsa Palestina tewas akibat tindakan tentara Israel.
“Yang melakukan blokade atau membunuh bangsa kami. Kami tidak punya pilihan lain selain memperjuangkan kemerdekaan kami sendiri,” ujar Khaled.
Bendera Palestina Dikibarkan di Atas Tank (Istimewa)
Khaled mengatakan dengan yakin bahwa Palestina sudah menang.
“Kami sudah menang karena kami berhasil mengalahkan Israel dengan menerobos wilayah pemukiman,” ujar Khaled.
“Kami telah menyandera tentara Israel. Kami berhasil membobol pertahanan intelijen Israel. Tujuan kami adalah meraih kemerdekaan Palestina,” kata Khaled menambahkan.
Dalam wawancara itu, Khaled sangat menyayangkan komunitas internasional yang tampak tidak peduli untuk menyelamatkan Bangsa Palestina dari perlakukan Israel.
Bangunan Runtuh di Jalur Gaza (Tangkapan Layar/tvOne/APTN)
“Ada lebih dari 1000 orang mati dalam keadaan syahid di Gaza, termasuk diantaranya 240 anak-anak dan 230 perempuan,” jelas Khaled.
“Ada 6 personil paramedis tewas, 8 jurnalis tewas akibat bombardir Israel semalam saat meliput situasi di Gaza,” sambung Khaled.
Khaled menegaskan bahwa ini bukan tentang Hamas, namun tentang pembantaian warga Palestina.
“Ini adalah tentang Palestina yang terus dibantai oleh Israel yang didukung oleh sejumlah negara kuat di dunia selama 75 tahun tanpa memperjuangkan keadilan kami (Bangsa Palestina,” ujar Khaled.
Khaled mengatakan bahwa Hamas berhasil menerobos wilayah pemukiman Israel di Palestina.
“Ada 50 lokasi di Palestina dijadikan wilayah pemukiman oleh Israel,” jelasnya.
Menurut hukum internasional wilayah Permukiman ini adalah bagian dari kekuatan pendudukan.
“Israel juga menahan 4 ribu warga Palestina selama bertahun-tahun tanpa diadili, mereka bahkan tidak tahu apa kesalahan yang telah dilakukan. Mereka ditangkap begitu saja,” ujar Khaled.
Sebagai informasi, berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza pada Rabu (11/10/2023) memperingatkan telah terjadi gangguan layanan kesehatan di seluruh Jalur Gaza lantaran rumah sakit di kehabisan tempat tidur untuk menampung korban luka akibat bombardir Israel.
"Rumah sakit kehabisan tempat tidur. Korban luka dan pasien terbaring di lantai akibat serangan Israel yang semakin brutal," kata kementerian lewat pernyataan.
Menurutnya, Israel masih memutus jaringan listrik, air dan bahan bakar "yang menimbulkan bahaya terhadap nyawa korban luka dan pasien dan berpotensi menyebabkan bencana kesehatan dan lingkungan yang parah". (put)
Load more