tvOnenews.com - Paus Fransiskus akan temui keluarga para sandera yang ditawan Hamas dan warga Palestina yang memiliki anggota keluarga di Gaza secara terpisah.
"Melalui pertemuan ini, yang secara eksklusif bersifat kemanusiaan, Paus Fransiskus ingin menunjukkan kedekatan spiritualnya terhadap penderitaan keduanya," ujar Juru Bicara Vatikan Matteo Bruni, Jumat (7/11/2023).
Bruni mengatakan pertemuan tersebut akan diadakan pada Rabu (22/11/2023) di Vatikan.
“Setiap manusia baik Kristen, Yahudi atau Muslim, dari bangsa atau agama apapun, setiap manusia adalah suci, berharga di mata Tuhan dan berhak untuk hidup damai,” demikian yang disampaikan Paus dalam ceramahnya.
Tiga sumber yang berbicara kepada Reuters mengenai agenda pertemuan tersebut mau mengungkapnya dengan syarat anonimitas.
Pasalnya, mereka tidak berwenang untuk membahas rencana jadwal kepausan.
Sementara itu, sebuah sumber lainnya mengatakan 12 kerabat sandera Israel akan bertemu Paus pada Rabu pagi sebelum audiensi umum mingguannya.
Sumber tersebut mengatakan mereka adalah gabungan dari kerabat yang bertemu dengan para pemimpin Italia bulan lalu dan orang lain yang tidak termasuk dalam kelompok pertama.
Salah satu dari dua sumber yang berbicara tentang pertemuan dengan warga Palestina itu mengatakan Paus ingin mengadakan pertemuan tersebut sebagai isyarat kemanusiaan untuk mendengarkan keluhan kedua belah pihak.
Sumber itu mengatakan inisiatif tersebut adalah gagasan Paus.
Orang nomor dua di Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, sebelumnya mengatakan Takhta Suci percaya pembebasan para sandera dan gencatan senjata—yang sejauh ini dikesampingkan oleh Israel—adalah dua poin mendasar untuk menyelesaikan krisis tersebut.
Dia mengatakan Vatikan sedang mengupayakan pertemuan antara Paus dan keluarga para sandera tetapi tidak memberikan kerangka waktu.
"Kami sedang mengusahakannya dan berharap bisa merealisasikannya secepatnya,” ujarnya.
Namun, dia tidak menyebut mengenai pertemuan dengan warga Palestina.
"Pembebasan para sandera adalah salah satu poin mendasar untuk solusi situasi saat ini dengan mempertimbangkan aspek kemanusiaan dari mereka yang ditahan—pria, wanita, anak-anak, bayi baru lahir, wanita hamil," kata Parolin.
Sekitar 240 sandera ditawan oleh kelompok Hamas ketika mereka menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023 lalu.
Paus telah mengajukan permohonan berulang kali untuk pembebasan mereka dan gencatan senjata.
"(Poin mendasar) lainnya adalah gencatan senjata dengan mempertimbangkan aspek kemanusiaan yang menyertainya—datangnya bantuan, penyembuhan korban luka dan aspek lainnya," kata Parolin.
Pengiriman bantuan PBB ke Gaza dihentikan lagi pada Jumat (17/11/2023) karena kekurangan bahan bakar dan terputusnya komunikasi sehingga memperparah penderitaan ribuan warga Palestina yang kelaparan dan tunawisma ketika pasukan Israel memerangi pejuang Hamas. (ant/nsi)
Load more