tvOnenews.com - Hamas buka suara soal pembunuhan petinggi Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Saleh Al Arouri.
Pembunuhan Saleh Al Arouri terjadi di Beirut dalam perang di wilayah kantong Palestina, Gaza.
Melalui pernyataan pada Selasa (02/01/2023) malam, petinggi Hamas Izzat al-Rishq menyebut pembunuhan Saleh Al Arouri membuktikan kegagalan Israel yang memalukan.
Ia menegaskan bahwa pembunuhan Arouri semakin memperkuat tekad kelompok perlawanan Palestina itu untuk melanjutkan perlawanan mereka yang berani terhadap rezim Tel Aviv.
“Pembunuhan pengecut oleh rezim Zionis terhadap para pemimpin dan simbol rakyat Palestina di dalam dan di luar Palestina tidak akan berhasil mematahkan tekad dan ketabahan bangsa kami dan menghentikan perlawanan berani mereka,” kata al-Rishq.
Arouri tewas dalam ledakan di sebuah bangunan di distrik al-Musharrafieh, Beirut selatan, Lebanon.
Hamas membenarkan Arouri tewas dalam serangan Israel yang juga menewaskan sejumlah rekannya.
Wakil Kepala Biro Politik gerakan Hamas yang juga arsitek serangan Badai Al Aqsa, 7 Oktober 2023, Saleh al Arouri gugur syahid pada Selasa malam (2/1/2024), akibat serangan Israel yang menargetkan Pinggiran Selatan kota Beirut. Selain Saleh Al Arouri, 6 orang lainnya dilaporkan gugur dalam serangan tersebut.
Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan sebuah drone Israel menargetkan kantor gerakan Hamas di Misharafieh, sementara ambulans mencapai daerah tersebut untuk mengangkut korban.
Koresponden Al Mayadeen melaporkan bahwa sebuah pesawat tak berawak Israel menargetkan gedung itu dengan tiga rudal, mengakibatkan enam orang tewas.
“Tim medis, tentara, dan pasukan keamanan bekerja untuk menghilangkan puing-puing yang ditinggalkan oleh serangan Israel terhadap gedung di pinggiran selatan," Al Mayadeen menambahkan.
Gerakan Perlawanan Islam, Hamas, berduka atas gugurny pemimpin mereka Saleh al-Arouri, yang memimpin Perlawanan di Tepi Barat dan Jalur Gaza dan merupakan arsitek Operasi Tufan Al Aqsa.
Sebelumnya Saleh telah mengungkap dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Al Mayadeen bahwa ancaman pembunuhan terhadap dirinya kian meningkat.
“Ancaman Israel terhadap saya tidak akan mengubah keyakinan saya, dan tidak akan berdampak pada jalan yang telah saya pilih,” tegas Al Arouri dalam wawancara tersebut.
Menyusul peluncuran Operasi Tofan Al-Aqsa yang dilakukan Perlawanan Palestina, Syahid al-Arouri bertemu dengan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, didampingi Sekretaris Jenderal gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), Ziyad al-Nakhalah , pada tanggal 25 Oktober 2023.
Dalam pertemuan tersebut, ketiga pemimpin tersebut menilai sikap internasional dan regional yang diambil dan membahas tindakan yang diperlukan bagi kelompok Poros Perlawanan dalam tahap sensitif ini.
Mereka juga mencari cara untuk mencapai kemenangan sejati bagi Perlawanan di Gaza dan Palestina dan menghentikan agresi terhadap Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Al-Arouri menekankan dalam pernyataan sebelumnya bahwa Operasi Badai Al-Aqsa adalah respons terhadap kejahatan pendudukan Israel dan perjuangan untuk merebut al-Quds, menekankan perlunya semua orang bebas di dunia yang memiliki hati nurani manusia untuk bersatu dan bertindak bersama.
Media Israel baru-baru ini menyoroti ancaman berulang Israel atas pembunuhan Al-Arouri untuk mencegah skenario Persatuan Medan Perang antara pihak Poros Perlawanan.
Situs berita Yedioth Ahronoth menunjukkan bahwa pensiunan jenderal Israel Eitan Dangot, yang menjabat sebagai sekretaris militer untuk tiga menteri keamanan, terus-menerus mendukung pembunuhan al-Arouri dan menyebut pemimpin Palestina itu sebagai orang paling berbahaya dan penting di Hamas saat ini.
Jurnalis Israel Elior Levy menekankan pentingnya strategis Al-Arouri, menggambarkannya sebagai "orang cerdas Hamas" dalam membingkai aparat militer gerakan tersebut di luar Jalur Gaza.
Levy menunjukkan bahwa al-Arouri telah menjadi "salah satu tokoh sentral" dalam bidang keamanan Israel dan badan intelijen lainnya di seluruh dunia. (ant/muu)
Load more