Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) bertanggung jawab secara moral untuk membantu rakyat Afghanistan.
"Untuk itu, OKI memiliki tanggung jawab moral dan mengambil langkah konkret membantu rakyat Afghanistan," kata Menlu Retno, seperti dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Senin.
Pernyataan tersebut juga disampaikan Menlu RI dalam Pertemuan Luar Biasa Menlu OKI, yang membahas mengenai situasi kemanusiaan di Afghanistan, di Islamabad pada Minggu (19/12/2021).
"Pertemuan OKI ini merupakan momentum yang baik untuk menangani tiga isu ... sebagai satu kesatuan," ucap Menlu Retno.
Menlu Retno menyebutkan tiga langkah penting yang perlu dilakukan dalam upaya untuk membantu rakyat Afghanistan.
Pertama, menurut dia, OKI harus dapat memobilisasi dukungan dan sumber daya untuk menangani krisis kemanusiaan di Afghanistan.
"Dalam kaitan ini, saya telah sampaikan bahwa Indonesia sudah siap untuk berkontribusi. Indonesia saat ini sedang siapkan bantuan makanan … berkoordinasi dengan badan PBB yang berada di lapangan," ujarnya.
Kedua, Menlu Retno menekankan pentingnya untuk membuat suatu peta jalan (roadmap) mengenai upaya untuk memenuhi komitmen Taliban yang disampaikan pada 16 Agustus 2021, yaitu membentuk pemerintah yang inklusif, menghormati hak asasi manusia termasuk hak perempuan dan anak perempuan, dan tidak menjadikan Afghanistan sebagai tempat pembibitan dan pelatihan bagi terorisme.
"Saya tekankan bahwa semua inisiatif OKI akan sulit diimplementasikan tanpa adanya kemajuan yang signifikan dari Taliban untuk memenuhi janji-janjinya, Pendekatan 'Help Us to Help You' (bantu kami untuk bisa membantu anda) dengan Taliban harus dilakukan," tambahnya.
Ketiga, lanjut Menlu Retno, OKI dapat berperan sebagai jembatan dengan negara donor.
"Sebuah roadmap bantuan kemanusiaan dan pengaliran kebutuhan keuangan dapat dibahas dengan donor di berbagai fora terkait," ucapnya.
"Saya tekankan kembali bahwa tiga hal ini sangat penting artinya bagi terciptanya Afghanistan yang damai, stabil dan sejahtera," ujar Menlu Retno.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PBB Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat (UNOCHA), Martin Griffiths, menyampaikan bahwa situasi kemanusiaan di Afghanistan sangat memprihatinkan, di antaranya 23 juta rakyat Afghanistan menghadapi ancaman kelaparan; fasilitas kesehatan dipenuhi anak-anak yang kekurangan gizi; 70 persen guru tidak mendapatkan gaji dan jutaan anak dikhawatirkan tidak dapat sekolah. (ant/mii)
Load more