Jerusalem — Para menteri Israel pada hari Senin (20/12) waktu setempat setuju untuk melarang perjalanan ke Amerika Serikat, Kanada, dan delapan negara lainnya di tengah penyebaran varian omicron yang lebih cepat di penjuru dunia. Kantor Perdana Menteri Naftali Bennett mengumumkan keputusan itu setelah melakukan pemungutan suara di Kabinet, kemudian akan dibawa ke komite parlemen untuk mendapatkan persetujuan akhir.
Setelah disahkan, larangan perjalanan akan mulai berlaku pada Rabu (22/12) tengah malam waktu setempat. Ini merupakan sebuah langkah langka dimana Israel memasukan AS dalam daftar merah di tengah meningkatnya kasus covid-19 di Israel, sekaligus juga menandai perubahan kebijakan pandemi antara kedua negara sekutu erat itu.
Israel sebelumnya juga telah memasukan beberapa negara Eropa dalam daftar negara yang dilarang untuk dikunjungi. Termasuk Belgia, Jerman, Hongaria, Italia, Maroko, Portugal, Swiss, dan Turki. Selain itu, Israel juga memberlakukan karantina kepada warganya yang kembali dari negara yang dimaksud.
Israel mengalami lonjalan kasus terkait varian baru virus corona dalam beberapa pekan terakhir dan mulai menutup perbatasannya serta membatasi perjalanan sejak akhir November lalu. Warga negara asing dilarang masuk, dan semua warga Israel yang datang dari luar negeri diwajibkan karantina - termasuk mereka yang sudah divaksinasi.
Israel telah meluncurkan kampanye vaksinasi terdepan dunia pada awal tahun ini, dimana lebih dari 4,1 juta dari 9,3 juta penduduk Israel telah menerima dosis ketiga vaksin Pfizer/BioNTech.
Dalam pidatonya, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mendesak orang tua untuk memvaksinasi anak-anak mereka dan menyatakan bahwa "gelombang kelima" infeksi virus corona di Israel telah dimulai. Hingga hari Minggu, Kementerian Kesehatan Israel telah melaporkan sebanyak 175 kasus varian baru.
Israel mencatat sedikitnya 8.232 kematian akibat virus corona sejak awal pandemi.(chm)
Load more