Jakarta, tvOnenews.com - Serangan kelompok hacker terhadap situs kementerian dan lembaga pemerintahan secara intens tak hanya terjadi di Indonesia.
Belakangan serangan hacker turut menyamar situs kementerian dan lembaga di Prancis.
Bahkan, Pemerintah Prancis sampai-sampai mengaktifkan pusat krisis darurat untuk memulihkan layanan online yang dihantam oleh kelompok hacker tersebut.
Perdana Menteri Gabriel Attal mengatakan bahwa serangan siber secara intens itu dimulai pada Minggu (10/3/2024) malam waktu setempat, dan menyerang beberapa kementerian dan lembaga, namun dirinya tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Beruntung, Pemerintah Prancis mengklaim serangan siber bisa diredam dalam satu hari kemudian.
"Dampaknya telah berkurang di sebagian besar layanan dan akses. Situs pemerintah juga berhasil dipulihkan," kata Attal, seperti dilnsir dari Viva pada Rabu (13/3/2024).
Sekelompok peretas atau hacker yang menamakan diri Anonymous Sudan mengaku bertanggung jawab atas serangan siber tersebut melalui postingan online.
Di sisi lain, pakar keamanan siber menilai kelompok itu adalah grup hacker pro-Rusia.
Sejauh ini, kantor perdana menteri bersama badan keamanan digital Prancis menyatakan tidak akan mengomentari klaim tersebut, atau memberikan rincian tentang apa yang menjadi sasaran atau kerusakan apa yang mungkin ditimbulkan.
Seorang pejabat Prancis yang tidak ingin diungkap identitasnya mengatakan serangan siber ini merupakan serangan penolakan layanan DOS (denial-of-service) – jenis serangan siber dengan cara membanjiri situs dengan permintaan akses data untuk melumpuhkannya.
Pemerintah telah melakukan upaya untuk meningkatkan pertahanan siber menjelang Olimpiade Paris musim panas ini, setelah serangan siber dalam beberapa tahun terakhir menyasar berbagai institusi, termasuk serangan terhadap rumah sakit pada 2021. (raa)
Load more