"Kami adalah negara yang damai. Kami telah berdamai dengan tetangga kami berkali-kali. Sayangnya, semuanya dimulai pada tanggal 7 Oktober ketika proksi Iran, Hamas, memimpin pembantaian yang luar biasa brutal terhadap warga Israel dan sisanya adalah sejarah. Kita tahu itu. Jadi kita harus menempatkannya dalam perspektif," ungkap Herzog.
Berdasarkan pernyataan tersebut, tentu saja perdamaian yang dimaknai Israel sangat kontradiktif.
Pasalnya, sejarah mencatat bahwa sejak berdirinya Israel mereka selalu mengobarkan api peperangan di Timur Tengah.
Terlepas dari pembenaran politik yang dianut Israel, invasi militer hingga genosida yang dilakukan terhadap Palestina sepanjang sejarah adalah bukti bahwa mereka tidak pernah mengupayakan perdamaian.
Bahkan hingga akhirnya mereka diserang Iran, Israel sempat menghancurkan konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada tanggal 1 April yang tujuh perwira Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), termasuk dua jenderal tingkat tinggi.
Hal itulah yang akhirnya membuat Iran kemudian meradang dan menyatakan serangan balasan secara terbuka hingga memicu adanya potensi perang besar. (rpi)
Load more