Bangkok, tvOnenews.com - Pada Selasa (18/6/2024) Mahkamah Konstitusi (MK) Thailand telah mempertimbangkan tiga kasus politik utama yang melibatkan Perdana Menteri (PM) Srettha Thavisin, oposisi utama Partai Move Forward (MFP) dan proses pemilihan anggota dewan baru.
Terhadap kasus pemecatan PM Srettha, pengadilan telah memerintahkan pihak-pihak terkait untuk memberikan pendapat, bukti tambahan dalam waktu 15 hari dan telah menjadwalkan sidang berikutnya pada 10 Juli.
Kasus yang menimpanya menyusul pengaduan 40 anggota dewan yang menuduh bahwa dia melanggar konstitusi dengan menunjuk Phichit Chuenban yang pernah divonis bersalah sebagai Menteri Kantor Perdana Menteri.
Kasus kedua yang dapat berujung pada pembubaran Partai MFP yang reformis dijadwalkan untuk sidang berikutnya pada 3 Juli.
Kasus ini bermula dari pengaduan Komisi Pemilihan Umum Thailand yang menuduh MFP melanggar hukum dengan mengkampanyekan reformasi hukum penghinaan kerajaan.
Mengenai pemilihan anggota dewan baru yang beranggotakan 200 orang, pengadilan dengan suara bulat memutuskan tindakan organik dalam pemilihan tersebut tidak bertentangan dengan konstitusi sehingga pemilihan anggota dewan nasional pada tanggal 26 Juni dapat dilanjutkan.
Load more