Gaza, tvOnenews.com - Kelompok perlawanan Palestina, Hamas menuding Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sengaja menghindari upaya kesepakatan gencatan senjata.
“Sikap sebenarnya Netanyahu adalah menghindari mencapai kesepakatan untuk melanjutkan perang ‘genosida’ di Gaza,” kata pemimpin senior Hamas Izzat al-Rishq, dilansir di Anadolu, Selasa (25/6/2024).
Sebelumnya, di dalam wawancara degan Channel 14 Israel, Netanyahu mengatakan dirinya siap melakukan gencatan senjata 'sebagian'.
Tujuan utama Netanyanhu adalah dikembalikannya beberapa warga Israel yang menjadi sandera di Gaza, Palestina.
Terkait hal itu, pemimpin Hamas meminta pemerintah Amerika Serikat untuk tidak diam saja dan mendesak Netanyahu menghentikan genosida di Gaza.
Al-Rishq menekankan, kelompoknya secara positif menangani upaya mediator untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang menjamin penghentian permanen agresi, penarikan penuh dari Gaza, dan kesepakatan pertukaran tahanan.
Israel memperkirakan sekitar 120 warga Israel ditahan oleh Hamas di Gaza.
Pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas yang dimediasi oleh AS, Qatar, dan Mesir sejauh ini gagal menyepakati gencatan senjata permanen yang memungkinkan pertukaran tahanan antara Israel dan Palestina.
Israel juga menghadapi kecaman internasional karena mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB dan melanjutkan serangan brutal di Gaza.
Hingga kini, lebih dari 37.600 warga Palestina telah terbunuh di Gaza yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta hampir 86.100 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei. (ant/iwh)
Load more