Beirut, tvOnenews.com - Menteri Luar Negeri Lebanon Abdullah Bou Habib meminta dukungan dari negara-negara dunia untuk bersolidaritas untuk negaranya dalam menghadapi ancaman perang oleh Israel.
Hal ini disampaikan Bou Habib menyusul beberapa negara yang beberapa waktu lalu mengeluarkan peringatan kepada warga negara mereka untuk menghindari bepergian ke Lebanon di tengah meningkatnya ketegangan negara itu dengan Israel.
Beberapa negara merasa khawatir dengan peningkatan konflik yang tengah terjadi di Lebanon dan Israel.
(Usai Umumkan Perang dengan Israel, Menlu Lebanon Minta Dukungan Negara Dunia)
Terkait hal itu, Abdullah Bou Habib pun mendesak agar negara-negara tersebut untuk mengganti pernyataan soal kekhawatiran mengunjungi Lebanon.
Dia mendesak negara-negara tersebut untuk mengganti pernyataannya yang 'menyebabkan kekhawatiran di antara para warga negara dan pengunjung (ke Lebanon)' dengan pernyataan solidaritas yang menunjukkan mereka bersama Lebanon.
Bou Habib juga mendorong negara-negara tersebut meningkatkan upayanya untuk menekan Israel menghentikan serangan militer ke Lebanon.
Negara seperti Jerman, Kanada, Makedonia Utara, Belanda, Amerika Serikat, dan negara lainnya telah mendesak warga negaranya untuk meninggalkan Lebanon.
Selain itu, negara-negara tersebut juga meminta agar negaranya menghindari perjalanan ke negara tersebut.
Sebab, negara tersebut menilai saat ini warganya bisa berada dalam keadaan terancam jika terus berada di Lebanon.
Selama beberapa pekan terakhir, ketegangan meningkat antara tentara Israel dan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah.
Hal ini menimbulkan rasa kekhawatiran tentang potensi perang skala penuh antara kedua negara tersebut di dunia ataupun masyarakatnya.
Kekhawatiran ini juga menyusul persetujuan Tel Aviv baru-baru ini atas rencana operasional 'serangan skala besar' terhadap Lebanon.
Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan pasukan Israel ketika Tel Aviv.
Israel juga terus melancarkan serangan mematikannya terhadap Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 37.700 korban sejak 7 Oktober.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati sebelumnya telah mengatakan bahwa negaranya saat ini berada dalam kondisi perang.
Negara tersebut merasa terancam dengan serangan-serangan yang dilakukan Israel beberapa pekan terakhir yang semakin meningkat.
Najib mengatakan ancaman yang dirasakan saat ini seperti perang psikologi ditambah banyak korban tewas baik sipil ataupun tidak.
"Pertanyaan semua orang adalah 'apakah itu perang?' Ya, kita dalam keadaan perang. Akibat serangan srael, ada banyak korban tewas dari pihak sipil dan non sipil dan desa-desa yang hancur," kata Mikati dalam pernyataan pada Sabtu (29/6/2024).
(ant/iwh)
Load more