Gaza, tvOnenews.com - Serangan yang dilakukan Israel pada Sabtu (10/8/2024) dini hari menyebabkan sebagian besar korban mengalami luka parah, termasuk luka bakar serta kehilangan anggota tubuh.
Direktur Rumah Sakit Baptis di Gaza, Fadel Naeem mengatakan setelah serangan itu merupakan hari yang paling berat selama konflik panjang antara Israel dan Palestina mengalami eskalasi pada Oktober 2023 lalu.
Naeem mengatakan, jumlah korban cukup signifikan akibat genosida yang dilakukan Israel di Sekolah Al Taba'een.
Ia memperkirakan jumlah korban tewas meningkat karena saat ini banyak yang dalam kondisi kritis di ruang operasi.
"Sejauh ini, 70 korban pembantaian telah teridentifikasi, sementara sisanya masih dalam kondisi terpotong-potong sehingga sulit diidentifikasi," kata Naeem, dikutip Minggu (11/8/2024).
Rumah Sakit Baptis merupakan satu-satunya fasilitas medis yang saat ini beroperasi di Kota Gaza.
Meski demikian, kondisi rumah sakit tersebut sangat kekurangan peralatan karena tidak memiliki pasokan medis dasar dan unit darah yang cukup.
Padahal banyak korban membutuhkan pengobatan dari pasokan medis tersebut.
Tak hanya itu, staf medis yang bertugas di rumah sakit tersebut juga terus mengalami kekurangan setelah konflik yang tak kunjung berakhir ini.
Sebelumnya, berdasarkan laporan dari Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza, mengungkapkan bahwa tentara Israel telah secara langsung membuat warga sipil menjadi target.
Mirisnya, serangan Israel tersebut dilakukan saat warga Palestina sedang melakukan shalat subuh.
Menurut sumber resmi dari Palestina, serangan itu sementara ini telah menewaskan lebih dari 100 warga dan beberapa lainnya alami luka-luka. (ant/iwh)
Load more