Langkah Pentagon ini dilakukan bersamaan dengan tindakan oleh pemerintahan anggota NATO lainnya di negara-negara Eropa Timur. Denmark mengirimkan fregat dan pesawat tempur F-16 ke Lituania, Spanyol mengirim empat jet tempur ke Bulgaria dan tiga kapal ke Laut Hitam untuk bergabung dengan pasukan angkatan laut NATO, Prancis siap mengirim pasukan ke Rumania.
Sebelumnya, AS telah memerintahkan anggota keluarga yang memenuhi syarat dan staf kedutaan besarnya di Ukraina untuk meninggalkan negara itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko, mengatakan keputusan AS itu sebagai "langkah prematur" dan "kewaspadaan yang berlebihan." Nikolenko mengatakan Rusia telah menabur kepanikan di antara warga Ukraina dan orang asing untuk mengacaukan Ukraina. Langkah yang sama juga dilakukan Inggris yang menarik diplomat beserta keluarga mereka dari Ukraina.
Sementara itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov di Moskow mengatakan bahwa NATO dan AS lah yang berada di balik meningkatnya ketegangan di Ukraina, bukan Rusia. Rusia membantah sedang merencanakan invasi dan mengatakan tuduhan Barat tersebut hanyalah kedok untuk provokasi yang direncanakan NATO sendiri.
Namun, Rusia telah menciptakan krisis dengan mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di sepanjang perbatasan Ukraina dan menuntut NATO untuk berjanji tidak akan mengizinkan Ukraina untuk bergabung dalam aliansi dan tindakan lain, seperti menempatkan pasukan aliansi di negara-negara bekas blok Soviet.(chm)
Load more