Gaza, tvOnenews.com - Genosida yang dilakukan Israel di Gaza, Palestina menyebabkan perayaan Natal di negara tersebut akan dibatasi.
Menurut rencana, perayaan Natal di Palestina hanya akan dilakukan dengan ritual keagamaan, tanpa acara khusus.
Hal ini seperti perayaan Natal di Palestina tahun lalu, karena saat itu juga Israel terus menggempur negara tersebut.
"Perayaan natal di seluruh Tanah Suci hanya akan mencakup ritual keagamaan, seperti yang terjadi tahun lalu," ujar Kepala Komite Presiden Tinggi untuk Urusan Gereja, Ramzi Khoury, Sabtu (23/11/2024) waktu setempat.
Di tengah genosida yang terus-terusan terjadi, Khoury menekankan pentingnya persatuan warga Palestina apa pun latar belakang agamanya.
Dirinya pun meminta agar gereja di seluruh dunia untuk selalu mendoakan warga Palestina, juga anak-anak dan para perempuan yang telah terbunuh.
Khoury menegaskan, saat ini genosida harus segera dihentikan dan gencatan senjata dilakukan di Gaza.
Sebelumnya, perayaan Natal tahun lalu juga dibatasi pada ritual keagamaan karena serangan Israel di Gaza, yang dimulai setelah 7 Oktober 2023.
Warga Palestina yang beragama Kristen terbagi menjadi dua, yakni yang merayakan Natal pada 25 Desember karena mengikuti kalender Barat.
Selain itu juga ada umat Kristen yang mengikuti kalender Timur, merayakan Hari Raya Natal di tanggal 7 Januari.
Diketahui, sampai saat ini serangan Israel telah membunuh lebih dari 44.000 korban dan melukai hampir 104.500 orang.
Meski Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah dinyatakan sebagai penjahat perang oleh Mahkamah Internasional, namun rezim Zionis itu terus menyerang Gaza, Palestina.
Bahkan, serangan Israel bertambah ke Lebanon, Iran dan negara tetangga lainnya. (ant/iwh)
Load more