Jakarta - Perusahaan ritel yang membawahi merek Uniqlo, Fast Retailing, mengatakan pihaknya menangguhkan operasional toko di Rusia.
Menurut situs webnya, jenama fesyen yang dikenal dengan produk pakaian kasual itu memiliki sekitar 50 toko di Rusia pada 28 Februari.
Perusahaan menyebutkan tantangan operasional dan memburuknya situasi konflik sebagai salah satu alasan yang memaksa Fast Retailing untuk menutup dan menghentikan toko Uniqlo.
"Fast Retailing sangat menentang segala tindakan permusuhan. Kami mengutuk semua bentuk agresi yang melanggar hak asasi manusia dan mengancam keberadaan damai individu," kata perusahaan melalui sebuah pernyataan, dikutip dari WWD pada Jumat.
Perusahaan menambahkan bahwa pihaknya akan mendukung orang-orang terdampak perang Rusia-Ukraina serta berharap perdamaian dan stabilitas dapat kembali secepat mungkin.
Langkah terbaru Uniqlo dilakukan beberapa hari setelah CEO Fast Retailing Tadashi Yanai mengatakan pihaknya memutuskan untuk terus beroperasi di Rusia. Saat itu, Yanai mengatakan pakaian merupakan kebutuhan dan rakyat Rusia memiliki hak yang sama untuk hidup seperti masyarakat pada umumnya.
Pekan lalu, Fast Retailing mengumumkan donasi sebesar 10 juta dolar AS kepada United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan 200.000 item Uniqlo, setengahnya dikumpulkan di toko-toko merek tersebut di Jepang sebagai bagian dari program daur ulang pakaian yang dijalankan perusahaan.
Selain itu, para karyawan perusahaan itu di Eropa telah membantu mengirimkan pakaian untuk pengungsi-pengungsi Ukraina yang melarikan diri dari negara mereka setelah invasi Rusia.
Fast Retailing menjadi perusahaan pakaian terbaru yang mengumumkan langkah tersebut, mengikuti langkah yang telah diambil perusahaan induk Zara, Inditex, yang menghentikan operasional untuk sementara; menutup 502 toko, di antaranya 86 toko Zara; serta menangguhkan operasional daring di Rusia.
Jenama H&M, Nike, dan Puma juga mengubah kebijakan operasional di Rusia dalam beberapa hari terakhir sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina. H&M Group mengatakan pihaknya telah menutup sekitar 170 toko di Rusia, yang merupakan pasar terbesar keenamnya.
Merek-merek mewah juga telah mengambil sikap serupa. LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton, Kering, Chanel, Hermes, dan Prada, termasuk di antara perusahaan-perusahaan yang menghentikan sementara operasionalnya di negara tersebut.(chm/ant)
Load more