Sejak kudeta militer pada 1 Februari, Myanmar diwarnai dengan aksi protes harian, pawai dan pemogokan nasional terhadap junta, yang telah merespon dengan aksi kekerasan mematikan hingga menewaskan lebih dari 800 orang, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik. Min Aung Hlaing dalam wawancara pada 20 Mei mengatakan jumlah korban sebenarnya sekitar 300 orang dan 47 polisi juga telah tewas. (ari/ant/Reuters)
Load more