Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan kesiapannya menghadiri secara virtual Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia, pada November 2022.
Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esti, yang hadir di forum komunikasi itu, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengatakan dirinya menanyakan secara langsung kesediaan Presiden Zelensky untuk hadir dalam KTT G20 di Bali.
Dalam jawabannya atas pertanyaan Roro Esti tersebut, Presiden Zelensky mengatakan ia perlu mendampingi rakyatnya menghadapi masa-masa yang sulit secara langsung, sehingga tidak dapat meninggalkan Ukraina dan menghadiri KTT G20 secara fisik.
Kendati demikian, jika memang dikehendaki penyelenggara KTT G20, Presiden Zelensky berharap pertemuan resmi secara virtual dapat digelar.
Forum ini menjadi pertama kalinya bagi Presiden Zelensky berinteraksi dengan masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara di tengah serangan militer Rusia ke negaranya.
Presiden Zelensky pun menjelaskan perkembangan keadaan Ukraina saat ini yang masih dalam agresi militer Rusia.
Dalam forum komunikasi tersebut, Roro Esti juga mengatakan dirinya turut berduka atas apa yang terjadi di Ukraina dan menyayangkan agresi militer Rusia yang hingga kini masih terjadi.
"Sebagaimana telah disampaikan Presiden Joko Widodo, saya juga berharap konflik militer tersebut dapat segera berakhir dan mengharapkan kehadiran Presiden Zelensky pada KTT G20 tahun ini di Indonesia," kata anggota parlemen milenial dari Fraksi Partai Golkar ini.
Roro Esti juga menanyakan kepada Presiden Zelensky, tentang pemulihan psikis dari warga Ukraina pada level komunal dalam menghadapi kondisi perang yang memberikan trauma dan dampak besar bagi warga Ukraina.
Presiden Zelensky menjelaskan di luar warga Ukraina yang melarikan diri ke luar negeri, setidaknya terdapat tujuh juta jiwa warga Ukraina yang terdampak di dalam wilayah negara tersebut.
Menurut Zelensky, konflik tersebut justru mempersatukan warga dari seluruh bagian Ukraina.
"Presiden Zelensky melihat setiap komponen masyarakat Ukraina tergerak untuk saling tolong menolong, seperti sekolah dan kampus yang menampung siswa lain, meski kapasitas kelas telah penuh dan orang-orang yang menaungi tetangga atau bahkan orang yang belum dikenal untuk tinggal bersama," sebut Roro Esti. (ant/mii)
Load more