New Delhi, 24/5 - India melewati tonggak sejarah suram, karena pada Senin, lebih dari 300.000 orang meninggal karena virus korona. Sementara gelombang infeksi yang menghancurkan tampaknya mereda di kota-kota besar tetapi membanjiri wilayah pedesaan yang lebih miskin.
Seperti yang dicatat oleh Kementerian Kesehatan India, kondisi ini terjadi karena pengiriman vaksin yang melambat sehingga merusak perjuangan india melawan pandemi. Kemudian banyaknya warga yang melewatkan suntikan vaksin, dan infeksi jamur langka yang mempengaruhi pasien COVID-19. Semua hal itu membuat khawatir para dokter di India.
Jumlah kematian India adalah yang tertinggi ketiga yang dilaporkan di dunia setelah AS dan Brasil, terhitung 8,6% dari hampir 34,7 juta kematian akibat virus korona secara global, meskipun jumlah sebenarnya diperkirakan jauh lebih besar.
Kementerian Kesehatan pada hari Senin melaporkan 4.454 kematian baru dalam 24 jam terakhir, menjadikan total kematian di India menjadi 303.720. Kementerian Kesehatan India juga mengatakan bahwa total keseluruhan menjadi hampir 27 juta terinfeksi sejak pandemi dimulai.
COVID-19 juga menyebar dengan cepat di India, mulai dari desa terpencil di Himalaya di utara hingga ke wilayah pantai berpasir di selatan. Pandemi mengakibatkan sistem perawatan kesehatan India kewalahan, teruatama akibat kekurangan dana.
Di ibu kota, New Delhi, penduduk meninggal di rumah tanpa oksigen karena rumah sakit kehabisan persediaan. Di Mumbai, pasien COVID-19 telah meninggal di koridor rumah sakit yang padat. Di pedesaan, orang menderita demam dan sesak napas bahkan sebelum mereka diuji untuk virus corona.
Meskipun kota-kota besar telah melihat tanda-tanda perbaikan dalam beberapa hari terakhir, virus belum selesai dengan India sama sekali. Bahkan, telah menimbulkan korban yang mengerikan di daerah pedesaan yang luas di negara itu.
Load more