Jakarta - Kontes musik Euorvision memiliki potensi besar untuk diadakan di Inggris pada 2023 karena penyelenggara menilai terlalu berisiko bagi ajang ini dihadirkan di Ukraina karena kondisi konflik yang masih berlangsung.
Dalam beberapa dekade sudah menjadi tradisi bahwa negara pemenang harusnya menjadi tuan rumah untuk kontes di tahun berikutnya, namun penyelenggara mengatakan, dibutuhkan jaminan keamanan untuk kompetisi dihelat.
Oleh karena itu penyelenggara memutuskan Eurovision 2023 akan diadakan di negara pemenang kedua yaitu Inggris seperti dilaporkan Reuters, dikutip pada Minggu. Pihak Ukraina dikabarkan tidak menyukai usulan tersebut dan menyatakan kecewa.
Menteri Kebudayaan Ukraina Oleksandr Tkachenko menginginkan lebih banyak negosiasi dengan keyakinan mereka bisa mengakomodir semua komitmen yang dijanjikan.
Adapun perwakilan Inggris di konten Eurovision 2022 adalah Sam Ryder yang menghadirkan "SPACE MAN" dan menempati urutan kedua dengan selisih hasil yang tipis dengan pemenang pertama Kalush Orchestra dari Ukraina.
Penyelenggara European Broadcasting Union (EBU) mengatakan sedang berdiskusi dengan penyiar Inggris BBC untuk menjadi tuan rumah acara berikutnya.
Hal itu mengingat acara ini biasanya menarik penonton hingga 200 juta lewat televisi.
"EBU ... berbagi kesedihan dan kekecewaan mereka bahwa kontes tahun depan tidak dapat diadakan di Ukraina," kata Penyelenggara Kontes Lagu Eurovision.
Lebih lanjut mereka mengatakan, "Ini adalah niat penuh kami bahwa kemenangan Ukraina akan tercermin dalam pertunjukan tahun depan."
Mereka pun menjanjikan budaya hingga kreativitas terkait Ukraina akan ditunjukkan dalam Eurovision 2023.
Terakhir kali Inggris menjadi tuan rumah kompetisi tahunan itu adalah pada 1998 ketika diadakan di Birmingham setelah band rock Inggris Katrina dan lagu "Love Shine a Light" memenangkan tahun sebelumnya. (ant/ari)
Load more