Selama kunjungan Benny juga berkesempatan untuk melakukan pertemuan dengan berbagai Menteri antara lain Menteri Perhubungan Laut dan Udara, Menteri Ekonomi, Industri, Investasi, membidangi Integrasi Ekonomi, Menteri Dalam Negeri, Penerangan, Desentralisasi dan Administrasi Teritorial, Penanggung Jawab Hubungan dengan Institusi, Menteri Pendidikan Nasional, Pengajaran, Penelitian Ilmiah, Pelatihan dan Integrasi Profesi, Menteri Energi, Air dan Hidrokarbon serta Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Uni Komoro.
“Ada berbagai cara untuk meningkatkan kerja sama kedua negara, dalam bidang Pendidikan misalnya, kita ketahui besarnya minat mahasiswa Uni Komoro untuk melakukan tugas belajar di Indonesia karena pendidikanberkualitas dan biaya yang terjangkau, hal ini perlu dimanfaatkan oleh Perguruan Tinggi di Indonesia. Begitu pula dalam bidang perdagangan yang dapat digenjot oleh kedua negara dengan memfasilitasi terjadinya perdagangan langsung tanpa melalui pihak ketiga," ucap Benny.
Uni Komoro merupakan salah satu negara sahabat Indonesia yang terletak di Samudera Hindia dimana pelaksanaan hubungan diplomatiknya dengan Indonesia dirangkap dari KBRI Antananarivo, Madagaskar.
Hubungan diplomatik kedua negara dibuka secara resmi pada tahun 1983. Sebagai negara kepulauan, Uni Komoro yang selama ini banyak bergantung pada impor untuk kebutuhan dalam negerinya sangat terdampak disrupsi dan kelangkaan bahan pokok selama masa pandemi Covid-19 dan adanya perang di Ukraine. Kapal Falk Njema dibeli Uni Komoro dari Indonesia senilai 1.5 Juta USD atau senilai Rp20,5 Miliar merupakan karya anak bangsa dari sebuah perusahaan galangan kapal di Kalimantan. (ebs)
Load more