Kabul, Afghanistan - Jumlah korban gempa bumi berkekuatan 6,1 skala Richter (SR) yang melanda wilayah Afghanistan timur terus bertambah.
Setidaknya ada 2.000 rumah hancur di wilayah itu, di mana rata-rata setiap rumah memiliki tujuh atau delapan orang yang tinggal di dalamnya, kata Wakil Perwakilan Khusus PBB untuk Afghanistan Ramiz Alakbarov kepada wartawan.
Para pejabat memperingatkan bahwa jumlah korban kemungkinan akan meningkat karena tim penyelamat masih menggali rumah-rumah yang runtuh yang diakibatkan gempa.
Rekaman dari provinsi Paktika dekat perbatasan Pakistan memperlihatkan orang-orang yang membawa korban dengan ditutupi selimut ke dalam helikopter yang menunggu di lokasi.
Sementara yang lainnya dirawat di lokasi. Sementara, penduduk terlihat menggali puing-puing bangunan lainnya dari rumah-rumah yang telah hancur. Beberapa atap atau dinding rumah ambruk diguncang gempa.
(sumber: APNews)
Sebelumnya, sebuah gempa bumi dahsyat melanda wilayah pegunungan berbatu di Afghanistan timur Rabu (22/6/2022) pukul 01. 24 waktu setempat (04.24 WIB).
Gempa bumi tersebut menyebabkan guncangan di kawasan sekitar 44 kilometer dari Kota Khost, Afghanistan tenggara, dan berada pada kedalaman 51 kilometer, kata USGS.
Gempa itu termasuk gempa paling mematikan di negara itu dalam dua dekade terakhir.
Gempa dirasakan di ibu kota Afghanistan, Kabul, serta di ibu kota Pakistan, Islamabad, menurut laporan para saksi mata yang dimuat di laman EMSC dan berdasarkan keterangan para pengguna Twitter.
"Keras dan mengguncang," kata seorang saksi mata dari Kabul, seperti dikutip di laman EMSC.
Sementara, saksi mata lainnya melaporkan dari Peshawar di Pakistan barat laut. "Keras," katanya soal kekuatan gempa tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai korban jiwa dari Warga Negara Indonesia (WNI).
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia pada Rabu (22/6/2022) menyampaikan belum ada informasi mengenai korban akibat gempa yang mengguncang Afghanistan.
"Tidak terdapat informasi adanya korban WNI," kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Judha Nugraha, Rabu.
Sebagai bentuk respons terhadap bencana yang terjadi, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kabul segera menghubungi beberapa simpul tempat tinggal warga negara Indonesia (WNI) di Afghanistan. (put)
Load more