Presiden berpendapat agar dapat merealisasikan hal tersebut, dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan memfasilitasi ekspor gandum Ukraina dapat segera berjalan. Kedua yaitu komunikasi secara proaktif kepada publik dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak akan terkena sanksi.
“Komunikasi intensif ini perlu sekali dilakukan sehingga tidak terjadi keraguan yang berkepanjangan di publik Internasional. Komunikasi intensif ini juga perlu dipertebal dengan komunikasi ke pihak-pihak terkait seperti Bank, asuransi, perkapalan, dan lainnya,” terang Presiden.
Baca Juga Krisis Pangan Imbas Harga Bahan Pangan naik, Presiden RI: Rakyat Harus Diberitahu
Hal ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo karena dirinya menaruh perhatian besar pada dampak perang terhadap rantai pasok pangan dana pupuk.
“Khusus untuk pupuk, jika kita gagal menanganinya, maka krisis beras yang menyangkut 2 miliar manusia terutama di negara berkembang dapat terjadi,” ujarnya.
Kemudian pada akhir sambutannya, Presiden juga menyerukan pentingnya G7 dan G20 untuk atasi krisis pangan bersama. Selain itu, ia juga mengundang para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20 di Bali.
“Saya tunggu para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20. Sampai jumpa di Bali, 15-16 November 2022,” pungkas Presiden Joko Widodo.
Load more