Moskow, Rusia - Menambah persenjataan Ukraina, hanya akan membuat Rusia melakukan lebih banyak misi di lapangan. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Selasa (29/6/2022).
Ucapan Menlu Rusia Sergey Lavrov itu ditujukan pada negara-negara barat yang menyuplai senjata dan amunisi untuk Ukraina.
Lavrov mengklaim bahwa posisi Barat untuk situasi di Ukraina benar-benar kontraproduktif dan berbahaya.
“Semakin banyak senjata dipompa ke Ukraina, semakin lama konflik ini akan berlangsung, semakin lama penderitaan rezim Nazi, yang didukung oleh ibu kota Barat, akan berlangsung,” katanya dilansir dari RT.com.
Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuding Rusia melakukan serangan rudal di pusat perbelanjaan Kremenchuk, Ukraina tengah. Peristiwa itu, menurut otoritas Ukraina, mengakibatkan 18 orang tewas dan 36 orang lainnya hilang. Mereka diduga tertimbun reruntuhan mal.
Zelenskyy menyebut Rusia sebagai "negara teroris".
Namun, Rusia mengeklaim pusat perbelanjaan itu kosong dan tidak digunakan.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan militernya menargetkan hanggar berisi senjata dan amunisi Amerika dan Eropa. Detonasi mengakibatkan pusat perbelanjaan terbakar.
"Pusat perbelanjaan yang kosong," kata Lavrov menekankan.
Dia lalu menegaskan, apabila barat terus menerus memasok senjata ke Ukraina, hal tersebut sengaja dirancang untuk memperpanjang konflik.
"Memperpanjang penderitaan warga sipil yang terus-menerus hidup di bawah pengeboman oleh gerakan neo-Nazi Ukraina, semakin banyak misi yang akan kami lakukan di tanah,” kata Lavrov.
Pernyataan Lavrov keluar ketika para pemimpin G7 setuju untuk terus mendukung Ukraina, baik secara militer maupun finansial selama yang dibutuhkan. (act)
Load more