Jeolla Selatan, Korsel - Kematian keluarga Cho Yuna menggemparkan masyarakat Korea Selatan (Korsel). Kasus penemuan mayat satu keluarga itu menjadi buah bibir dan diangkat ke berbagai media.
Kasus ini diulas oleh akun Twitter @apriseuldiyana, dikutip Sabtu (2/7/2022).
Kematian Cho Yuna dan keluarganya bermula ketika anak perempuan itu mengajukan izin sekolah selama kurang lebih sebulan untuk belajar experiental learning program di Pulau Jeju.
Namun sudah lebih sebulan anak perempuan itu masih belum terlihat hadir di sekolah.
Hilangnya Yuna membuat pihak sekolah mencoba melepon orang tua dari Yuna. Namun, kedua orang tuanya tidak dapat dihubungi. Pihak sekolah memutuskan melapor kepada pihak berwajib.
Setelah diselidiki oleh polisi, diketahui keluarga Cho Yuna tidak pernah pergi ke Pulau Jeju. Mereka terakhir terlihat pada tanggal (30/5/2022) dalam rekaman CCTV di sebuah guest house di Wando Jeolla Selatan.
"Menurut kepolisian, keluarga Cho sudah tinggal di guest house tersebut sejak tanggal 24 Mei, dan banyak menghabiskan waktu mereka di dalam kamar. Namun pada tanggal 30 Mei, terlihat di kamera Ibu Yuna keluar bersama Ayahnya sambil menggendong Yuna," tulis Apriseuldiyana.
Menurut kepolisian, keluarga Cho sudah tinggal di guest house tersebut sejak tanggal 24 Mei, dan banyak menghabiskan waktu mereka di dalam kamar.
Namun pada tanggal 30 Mei, terlihat di kamera Ibu Yuna keluar bersama Ayahnya sambil menggendong Yuna. pic.twitter.com/rnKdNgCsDD— Apri (@apriseuldiyana) July 1, 2022
Dalam rekaman CCTV terlihat orang tua Cho Yuna keluar sambil menggendong Yuna serta membawa koper mereka untuk pergi meninggalkan guest house tersebut.
"Ibu Yuna telah membawa masuk koper, barang-barang bawaan mereka ke dalam mobil terlebih dahulu. Tak lama setelahnya, dia juga membuang sampah seakan siap untuk check out," kata penulis lagi.
Tapi, 2 hari yang lalu channel YTN menayangkan tayangan CCTV sebelum Yuna digendong keluar menuju mobil.
Ibu Yuna telah membawa masuk koper, barang-barang bawaan mereka ke dalam mobil terlebih dahulu. Tak lama setelahnya, dia juga membuang sampah seakan siap untuk check out. pic.twitter.com/dtPlT6YfB7— Apri (@apriseuldiyana) July 1, 2022
Mengetahui keberadaan terakhir keluarga itu, polisi segera mengerahkan regu penyelamat dan sejumlah drone untuk mencari Cho dan keluarganya.
"Tim penyelamat untuk terus mencari keberadaan mereka bermodalkan rekaman CCTV, foto keluarga dan juga informasi mobil audi yang ditumpangi ketiganya," cuit Apri.
Akhirnya pada Selasa (28/6/2022) Badan Kepolisian Gwangju dan Penjaga Pantai Wando berhasil menemukan sebuah sedan Audi dari kedalaman 10 meter di bawah air yang letaknya berjarah 100 meter dari Pelabuhan Songgok di Wando.
Pada tanggal 28 Juni kemarin, Badan Kepolisian Gwangju dan Penjaga Pantai Wando berhasil menemukan sebuah sedan Audi dari kedalaman 10 meter di bawah air yang letaknya berjarah 100 meter dari Pelabuhan Songgok di Wando. pic.twitter.com/geDNjsM01M— Apri (@apriseuldiyana) July 1, 2022
"Polisi juga mengungkap adanya kesulitan saat mengidentifikasi korban karena kondisi mobil terkunci, dan pandangan mereka juga tertutup oleh jendela mobil yang gelap dan kondisi air yang keruh," tulisnya.
Ketiganya pun diidentifikasi menggunakan sidik jari dan dari identifikasi barang-barang yang ditemukan di dalam mobil. Ini dilakukan karena kondisi tubuh yang sudah membusuk. Jasad Cho Yuna dan ayah-ibunya dipindahkan ke rumah duka yang ada di Gwangju.
Publik pun bertanya-tanya, apakah kematian keluarga kecil in iakibat kecelakaan atau percobaan bunuh diri? Sampai sekarang hal tersebut masih dalam penyelidikan polisi karena memang kasus ini masih baru dan cukup menggemparkan di Korea Selatan.
Namun, beberapa portal berita telah memberitakan latar belakang keluarga Yuna.
Diketahui keluarga Cho Yuna mengalami kerugian finansial karena membeli mata uang kripto bernama Luna.
Orang tua Yuna juga disebut sempat mencari kata kunci Luna, obat tidur, dan cara mengakhiri hidup melalui mesin pencarian internet melalui ponsel mereka.
"Menurut kerabat sekitar, keluarga Yuna memang sedang mengalami kesulitan finansial setelah menutup bisnis mereka yang berhubungan dengan komputer pada Juli 2021 lalu. Hutang kartu kredit keluarga ini mencapai 100 juta won, menurut pernyataan poliis," kata Apri.
Sementara para netizen curiga, orang tua Yuna telah memberinya obat tidur karena dari rekaman CCTV, lengan Luna terlihat terkulai lemas.
Kasus kematian keluarga Cho Yuna hingga kini masih diselidiki pihak berwenang.
Cho Yuna (10), mengajukan izin ke sekolah untuk tinggal di Jeju selama sebulan bersama keluarganya, namun ditemukan tenggelam di dalam mobil di laut Selatan Jeolla.
Apakah ini kecelakaan?
A thread. pic.twitter.com/ZiHVgwLqn6— Apri (@apriseuldiyana) July 1, 2022
(aln/act)
Load more