Selangor, Malaysia - Serial Upin dan Ipin sangat populer di Indonesia, terutama di kalangan anak-anak. Serial animasi yang diproduksi oleh Les' Copaque ini sudah menjadi tayangan di salah satu televisi di Indonesia sejak tahun 2007.
Lalu siapa dibalik lahirnya Upin dan Ipin? Ada dua orang yang merupakan sepasang suami istri, mereka adalah Burhanuddin bersama dengan sang istri Hajah Ainon Ariff.
Haji Burhanuddin Mohd Radzi, itulah nama lengkap pemilik rumah produksi Les' Copaque. Ia bercerita bagaimana memulai usaha ini kepada 18 perwakilan media dari Indonesia ketika berkunjung dalam program Ikatan Setia Kawan Wartawan Malaysia-Indonesia (ISWAMI) di Jalan Boling Padang G 13/G, Section 13, 40100 Shah Alam, Selangor, Malaysia, Rabu, 29 Juni 2022.
Burhanuddin yang pernah menuntut ilmu di Fakultas Perminyakan Institut Teknologi Bandung bercerita bahwa awalnya ia memulai usaha ini dengan uang sebesar 40 juta Ringgit Malaysia. Usaha yang dirintis bersama sang istri Hajah Ainon Ariff dimulai tahun 2005 dilakukan karena ia melihat banyaknya produksi serial animasi Malaysia yang menggunakan tokoh-tokoh barat.
Ia bersama sang istri kemudian muncul ide untuk membuat animasi dengan menggunakan karakter asli lokal Malaysia.
Kok Upin & Ipin Botak
Burhanuddin menjawab bercerita kenapa identitas Upin dan Ipin yang tidak memiliki rambut alias botak. Alasannya sederhana, yaitu untuk mengurangi biaya produksi.
Ia bercerita bahwa jika menggunakan rambut maka akan memakan waktu dan menambah biaya. Hal lain yang dilakukan untuk menghemat biaya produksi adalah ia dan istri menjadi pengisi suara di dalam serial Upin dan Ipin.
Produksi Diawasi Langsung
Setiap produksi dalam serial Upin Ipin terus diawasi langsung oleh Burhanuddin dan istri. Terutama untuk penulisan script, Hajah Ainon Ariff mengecek dan menentukan langsung alur cerita setiap serialnya.
Cerita dalam setiap serial ditulis oleh sebuah tim dengan seorang supervisor. Setelah selesai penulisan script dari tim ini, selanjutnya akan diajukan kepada Hajah Ainon Ariff untuk memutuskan apakah alur cerita sudah bisa diproduksi.
Saat awal berdiri jumlah karyawan Les' Copaque Production hanya berjumlah 8 orang. Burhanuddin bercerita bahwa selama dua tahun pertama, Upin dan Ipin tidak mendapatkan respon positif di Malaysia. Bahkan dalam dua tahun tersebut tidak ada pemasukan.
Ketika tayang di Indonesia, Upin dan Ipin mulai digemari oleh anak-anak Indonesia. Les' Copaque kemudian berkembang hingga saat ini mempunyai karyawan sebanyak 200 orang.
Les' Copaque Production juga sudah memproduksi Upin dan Ipin dalam bentuk Film Layar Lebar seperti Geng: Pengembaraan Bermula (2016), Upin & Ipin Jeng Jeng Jeng (2016) dan Upin & Ipin: Keris Siamang Tunggal (2019).(chm)
Load more