Kairo, Mesir — Pemimpin Al-Qaeda Ayman al-Zawahri yang tewas dalam serangan pesawat nirawak AS di Kabul, Aghanistan, menjabat sebagai pemimpin Al-Qaeda setelah Osama bin Laden tewas dalam serangan pasukan AS di Pakistan 2011 lalu.
Al-Zawahri lahir 19 Juni 1951, dari keluarga dokter dan sarjana dari keluarga kelas menengah ke atas di pinggiran kota Kairo, Maadi.
Pada 1970-an, ia memperoleh gelar medisnya sebagai ahli bedah, Al-Zawahri juga berprofesi sebagai seorang dokter muda di sebuah klinik di Kairo, di sisi lain, ia juga mulai aktif di kalangan militan.
Sejak usia dini, ia telah tertarik dengan tulisan-tulisan radikal Sayed Qutb, yang menyerukan penggulingan pemerintah Mesir. Ia lantas tertarik pada kelompok-kelompok radikal yang menyerukan penggulingan pemerintah Mesir. Ketika Jihad Islam Mesir didirikan pada 1973, ia ikut bergabung.
Perjalanannya ke Al-Qaeda berawal ketika seseorang datang dengan tawaran menggiurkan, yaitu kesempatan untuk mengobati para pejuang Islam yang memerangi pasukan Soviet di Afghanistan.
Ia kemudian pergi ke Pakistan untuk bekerja dengan Bulan Sabit Merah merawat gerilyawan Mujahidin Islam yang terluka di Afghanistan melawan pasukan Uni Soviet. Selama periode ini, ia berkenalan dengan Osama bin Laden, seorang konglomerat Arab Saudi yang bergabung dengan perlawanan Afghanistan.
Kiprahnya selama lebih dari tiga dekade di dunia militansi membawanya ke puncak kelompok teroris paling ditakuti di dunia, Al-Qaeda, setelah kematian Osama bin Laden.
Keduanya memiliki karakter tersendiri dalam Al-Qaeda. Osama bin Laden berasal dari keluarga Arab Saudi terpandang, yang memberi karisma dan juga pendanaan bagi Al-Qaeda, sementara al-Zawahri memiliki taktik dan keterlampilan organisasi yang dibutuhkan untuk membentuk militan ke dalam jaringan sel di penjuru dunia.
“Bin Laden selalu menghormatinya,” kata pakar terorisme Bruce Hoffman dari Universitas Georgetown.
Al-Zawahri merupakan pencetus penggunaan bom bunuh diri sebagai ciri khas Al-Qaeda. Dia merencanakan bom mobil bunuh diri tahun 1995 di kedutaan Mesir di Islamabad yang menewaskan 16 orang.
AS juga menuduh Al-Zawahri sebagai dalang dari pemboman yang lebih dahsyat di kedutaan AS di Kenya dan Tanzania yang menewaskan lebih dari 200 orang tahun 1998 lalu.
Nama Al-Zawahiri dalam dunia militansi sudah terdengar dalam beberapa dekade yang lalu. Ia pertama kali dikenal ketika menjalani sidang atas keterlibatannya dalam pembunuhan Presiden Mesir Anwar Sadat pada 1981.
Al-Zawahiri pun menjalani hukuman penjara tiga tahun karena kepemilikan senjata ilegal, tetapi dibebaskan dari tuduhan utama. Al-Zawahiri diyakini telah terlibat dalam beberapa operasi terbesar Al-Qaeda dan membantu mengatur serangan 2001 yang membunuh 3.000 orang di Amerika Serikat.(chm)
Load more