Jakarta - Inggris Raya membatalkan kontrak untuk sekitar 100 juta dosis vaksin Covid-18 yang sebagian dikembangkan oleh Valvena Prancis. Alasan pembatalan dikarenakan vaksin tersebut tidak akan disetujui penggunaannya di negara tersebut. Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Inggris Raya, Sajid Javid, Selasa (14/9) waktu setempat.
"Ada alasan komersial bahwa kami telah membatalkan kontrak, namun apa yang dapat saya katakan padanya adalah bahwa jelas juga bagi kami vaksin yang dimaksud yang dikembangkan oleh perusahaan tersebut tidak akan mengantongi restu MHRA di Inggris Raya," tutur Javid menanggapi pertanyaan anggota dewan Skotlandia.
Penolakan ini ternyata mengakibatkan saham Valvena terjun bebas 35 persen pada Senin, setelah pihaknya mengumumkan pemerintah Inggris menghentikan kontrak pasokan vaksin Covid-19 yang nilainya dapat mencapai 1,4 miliar euro.
Vaksin Covid-19 Valvena VLA 2001 sendiri nantinya akan mengandung virus inaktif yang sama dengan vaksin flu. Vaksin ini dianggap akan berpotensi menggaet orang-orang yang khawatir dan hati-hati terhadap vaksin dengan teknologi mRNA.
Pihak perusahaan mengatakan bahwa pemerintah Inggris menuding Valvena melanggar kewajiban berdasarkan kontrak pasokan, namun tudingan tersebut telah dibantah keras oleh Valvena.
Dilansir Reuters dan dikutip dari Antara, vaksin tersebut diproduksi di Livingston Skotlandia dengan menggunakan material tambahan buatan perusahaan Dynavax AS. Fasilitas tersebut mempunyai kapasitas produksi sekitar 200 juta dosis pada 2022.
Pihak Valvena mengatakan pemerintah Inggris Raya memiliki opsi yang dapat menambah jumlah pesanan menjadi 190 juta dosis pada 2025.
Menurut Javid, Pemerintah Inggris dan Skotlandia akan bekerja sama untuk melihat apa yang dapat mereka lakukan untuk menjamin masa depan fasilitas tersebut.(awy/ito)
Load more