Jakarta - Perubahan iklim di Pakistan memungkinkan memicu curah hujan hingga 50%, pada akhir bulan lalu di dua provinsi Pakistan selatan. Tetapi pemanasan global bukanlah penyebab terbesar dari bencana banjir di Pakistan yang telah menewaskan lebih dari 1.500 orang.
Ilmuwan internasional yang melihat bencana tersebut tidak dapat mengukur seberapa besar perubahan iklim telah meningkatkan kemungkinan dan frekuensi banjir.
“Apa yang terjadi akan menjadi peristiwa curah hujan yang sangat tinggi tanpa perubahan iklim, tetapi lebih buruk karena perubahan iklim,” kata Otto, dikutip APNewsroom, Jumat (16/9/2022).
“Dan terutama di wilayah yang sangat rentan ini, perubahan kecil sangat berarti,” lanjut Otto.
Penulis studi Fahad Saeed, seorang ilmuwan iklim di Analisis Iklim dan Pusat Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan di Islamabad Pakistan, mengatakan banyak faktor yang membuat musim muson ini jauh lebih basah dari biasanya, termasuk La Nina, pendinginan alami bagian dari Pasifik yang mengubah cuaca di seluruh dunia.
“Tetapi faktor-faktor lain memiliki tanda perubahan iklim,”kata Saeed.
“Gelombang panas yang tidak menyenangkan di wilayah tersebut pada awal musim panas yang terjadi 30 kali lebih mungkin karena perubahan iklim meningkatkan perbedaan antara suhu daratan dan air. Perbedaan itu menentukan berapa banyak uap air yang mengalir dari laut ke musim hujan dan berarti lebih banyak air yang turun,” tegas Saeed. (mg2/ree)
Load more