Jakarta - Saham Asia kembali menurun pada Jumat (30/9/2022) waktu setempat, setelah inflasi Jerman melonjak lebih tinggi.
Perdana Menteri Inggris Liz Truss membela rencana pemotongan pajak yang mengguncang investor dan manufaktur China melemah.
Shanghai, Tokyo, Hong Kong dan Sydney mundur. Harga minyak beralih lebih rendah.
Indeks acuan S&P 500 Wall Street turun 2,1% pada hari Kamis (29/9/2022) waktu setempat, ke level terendah dalam hampir dua tahun setelah data pekerjaan AS memperkuat ekspektasi Federal Reserve akan tetap berpegang pada rencana kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Investor semakin khawatir ekonomi global mungkin mengarah ke resesi, menyusul kenaikan suku bunga oleh The Fed dan bank sentral di Eropa dan Asia untuk meredam inflasi yang berada di level tertinggi selama beberapa dekade. Permintaan ekspor global melemah dan serangan Rusia ke Ukraina telah mengganggu pasar minyak dan gas.
Pasar menurun pada Kamis (29/9/2022) waktu setempat, setelah Jerman melaporkan inflasi pada September dipercepat menjadi 10,9% dan Kanselir Olaf Scholz mengatakan ekonomi terbesar keempat di dunia menghadapi "whammy ganda" karena harga energi melonjak.
"Kami cenderung berpendapat bahwa kami belum melihat dasarnya," kata ekonom ING dalam sebuah laporan, dilansir dari laman Apnews pada Jumat (30/9/2022).
Load more