Dalam sebuah surat kepada Dewan Keamanan pada hari Rabu, Duta Besar Ukraina Sergiy Kyslytsya menuding Iran telah melanggar larangan Dewan Keamanan atas pengiriman drone yang mampu terbang 300 kilometer (sekitar 185 mil).
Kesepakatan nuklir tahun 2015 antara Iran, Amerika Serikat, China, Rusia, Jerman, Inggris dan Prancis adalah bagian dari Resolusi 2231, tujuannya untuk mengakhiri aktivitas nuklir Teheran dan menangkal negara tersebut mengembangkan senjata nuklir.
Di bawah resolusi tersebut, pembatasan senjata konvensional terhadap Iran berlaku hingga Oktober 2020. Namun, pembatasan rudal dan teknologi terkait berlaku hingga Oktober 2023, dan diplomat Barat mengatakan itu termasuk ekspor dan pembelian sistem militer canggih seperti drone.
Duta Besar Iran Amir Saeid Iravani, dengan tegas menolak klaim yang tidak berdasar dan tidak benar.
" bahwa Iran telah mentransfer UAV untuk digunakan (dalam) konflik di Ukraina. Dia menuduh negara-negara yang tidak disebutkan namanya mencoba meluncurkan kampanye disinformasi untuk "salah membangun hubungan" dengan resolusi PBB." ungkapnya.
“Selain itu, Iran sangat yakin bahwa tidak ada ekspor senjatanya, termasuk UAV, ke negara mana pun” yang melanggar Resolusi 2231, tambahnya.
Prancis, Jerman dan Inggris pada hari Jumat mendukung tuduhan Ukraina bahwa Iran telah memasok drone ke Rusia yang melanggar resolusi 2015 dan mereka digunakan dalam serangan terhadap warga sipil dan pembangkit listrik di Ukraina. Mereka mendukung seruan Kyiv untuk penyelidikan PBB.
Load more