Atauro, Timor Leste - Matahari bersinar dengan gagahnya. Suhu udara yang terik membuat wajah merona. Keringat pun mulai bercucuran, menanti mobil menjemput di pinggir jalan.
Hari ini, Kamis (24/11/2022) saya beserta rombongan jurnalis dari Jakarta berencana menjelajah Pulau Atauro. Kami ingin mencari destinasi primadona di Bumi Lorosae.
Titik kumpulnya di dermaga. Kami pun menukar kendaraan travel yang biasa ditumpangi dengan mobil double cabin 4x4. Sekitar 11 orang termasuk kami awak media dari Jakarta ikut dalam rombongan.
Tim yang menyusuri Pulau Atauro terdiri dari empat perempuan dan sisanya laki-laki. Mengingat mobil double cabin hanya dapat diisi maksimal lima orang plus pengemudi, kami yang laki-laki duduk di atas bak kabin.
Saya dan rombongan akhirnya berangkat menyusuri Pulau Atauro. Suasananya begitu nyaman bagi para penumpang di dalam. Hawa hembusan pendingin mobil membuat mereka enjoy, menyusuri jalan seraya memandangi bentang alam nan indah.
Akan tetapi, kami rombongan laki-laki mengalami suasana berbeda. Kontur jalan yang masih tanah dan bebatuan, membuat mobil bagai kapal diterpa ombak besar.
Kami pun berhimpitan di bak belakang mobil, sehingga suasana jadi sesak. Maklum saja, ada enam orang yang mengisi ruangan sekitar dua meter persegi ini.
Suasana jadi makin kalut saat pengemudi baru puluhan meter memacu mobilnya. Terik mentari yang begitu perkasa membuat keringat tak henti bercucuran. Cuaca begitu menyengat kulit, sebab suhu tembus hampir 37 derajat celcius.
Akan tetapi, drama menyusuri Pulau Atauro terbanyar dengan pesona alamnya. Bentangan bukit dengan daun pepohonan berwarna hijau, plus karpet lautan berwarna biru terlihat sepanjang perjalanan.
Garis pantainya pun terlihat memesona. Lautannya berwarna hijau muda kebiruan berpadu langit biru yang luas, juga memanjakan mata kami yang melihat dari kejauhan.
Pulau Kambing
Setelah menyusuri jalan sekitar 30 menit, kami berhenti di suatu daerah. Namanya Baruwana. Tempat ini terletak di Desa Bikeli.
Di sini ada daratan pasir luas membentang. Latarnya bukit-bukit yang didominasi warna hijau. Uniknya, banyak kambing yang beranak pinak di daerah ini.
Hidup liar berlari bebas seperti tak bertuan. Mencari makan, menikmati habitat alam yang memesona.
Kambing-kambing yang ada di sini berbeda seperti di Indonesia. Bentuknya lebih ramping karena demi beradaptasi dengan habitat bukit di Pulau Atauro.
Rasa ingin tahu membawa saya berjalan beberapa meter ke depan. Cuaca panas tak jadi halangan. Saya pun terkejut. Ternyata di sini juga ada pantai yang indah. Jika diibaratkan seperti Pantai Ora di Maluku.
Air lautnya begitu nyaman dipandang. Pantainya pun bersih berwarna putih kekuningan. Suara hembusan angin dan deburan ombaknya bak orkestra di telinga. Rasanya ingin segera berlari berenang.
Saya pun menyimpulkam dataran Baruwana ini adalah primadona pariwisata Pulau Atauro. Nuasanya alamnya benar-benar kelas wahid. Memang benar kata orang, alam di wilayah timur itu memang indah. Timor Leste punya objek wisata yang memanjakan mata.
Ribuan kata pun tak cukup mendeskripsikan alam Atauru ini. Terlebih banyak hal baru yang bisa diekspos. Rasanya butuh waktu berhari-hari agar bisa menyusuri seluruh pesona alam ciptaan Sang Maha Kuasa.(mir/chm)
Load more