Jakarta, tvonenews.com - Umi Khalid, wanita pengungsi Suriah, yang tinggal di kota Reyhanli di provinsi Hatay-Turki, dekat perbatasan dengan Suriah, masih harus berjuang dengan cuaca dingin meski telah selamat dari dampak kerusakan gempa magnitudo 7,8.
"Syukurlah kita masih hidup. Tapi kami sudah duduk di luar dalam cuaca dingin dan hujan sejak Senin pagi sekarang," tutur Umi Khalid kepada Aljazeera, sebagaimana dikutip Kamis (9/2/2023).
Umi Khalid adalah salah satu pengungsi Suriah, yang telah menjanda akibat perang di Suriah dan telah melarikan diri melintasi perbatasan tujuh tahun lalu, untuk mencari keselamatan bagi anak-anak mereka.
"Anak-anak saya keluar bersama kami dalam suhu beku ini. Mereka takut, mereka gemetar karena kedinginan di depan mataku; satu sudah sakit. Tuhan kasihanilah kami," bisik Umi Khalid.
"Saya telah kehilangan kerabat dalam gempa bumi. Sepupu saya kehilangan istri dan anak-anaknya; kerabat lainnya kehilangan anak-anaknya di Suriah. Begitu banyak orang meninggal."
"Kami tidak berani masuk ke dalam rumah kami. Saya tinggal di lantai pertama dan saya masih takut. Bangunan itu tidak runtuh tetapi rusak. Dan mereka memberi tahu kami bahwa gedung bertingkat itu tidak aman dan kami tidak boleh masuk."
Umi Khalid mengatakan tidak listrik dan air yang mengalir. "Kami membeli air untuk diminum. Sebuah truk kecil datang dan menjualnya seharga 15 lira (0,80 dolar AS) per botol. Mereka semua mengeksploitasi situasi," tegasnya.
"Kemarin malam, pihak berwenang datang dan membagikan satu salmon per keluarga. Bayangkan, satu salmon untuk kita berempat," lanjutnya.
"Jalan terputus dan kami tidak bisa pergi ke tempat lain. Kami sendirian, tidak ada organisasi bantuan di sini, tidak ada bantuan pemerintah."
Hingga Rabu (8/2/2023) kemarin, upaya bantuan belum mencapai beberapa wilayah di Turki Selatan. Provinsi Hatay, yang menampung sekitar 500.000 pengungsi Suriah, sangat terpukul, terlebih tim penyelamat kewalahan menghadapi tingkat kehancuran.
Bantuan telah tertunda karena kerusakan besar yang diakibatkan gempa pada jalan-jalan dan bandara sipil di dekat ibu kota provinsi, Antakya.
"Situasinya sudah buruk sebelum ini terjadi. Sewa naik, harga naik. Kami berjuang lebih dari saat kami berada di Suriah. Kami sudah kelaparan. Semoga tuhan membantu kita."
Umi Khalid menggunakan nama samaran untuk alasan keamanan. (ito)
Load more