Jakarta - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Peduli Jakarta menemukan data kemiskinan ekstrem di RT6/RW 15 Kalibaru, Jakarta Utara, tidak tepat usai menggelar survei dan verifikasi data secara by name, by address.
Eksekutif Direktur Peduli Jakarta, Melny Nova Katuuk, menjelaskan hasil dari verifikasi di 25 KK, terdapat 23 KK yang memiliki pengeluaran di atas Rp1 juta per bulan.
Dengan begitu, menurut Nova, pengeluaran tersebut jauh dari kategori miskin ekstrem yang disampaikan BPS DKI beberapa waktu lalu yakni dengan pengeluaran Rp11.633 per hari.
“Bahkan ada 1 KK yang dikategorikan miskin ekstrem, ternyata berpenghasilan Rp300 ribu per hari dan tinggal di rumah dua lantai. Memang dari hasil pendataan di 25 KK tersebut, hampir semua adalah buruh dan nelayan, jadi warga ini tidak memiliki penghasilan tetap,” kata dia, saat dihubungi media, Kamis (16/2/2023).
Lebih lanjut, berdasarkan keterangan yang dilampirkan oleh Nova, masyarakat yang dikategorikan miskin ekstrem dapat membiayai kebutuhan sehari-hari, seperti biaya listrik dan makan. Bhakan ada 3 KK yang mampu berlangganan WiFi sebesar Rp250 ribu per bulan.
Nova pun mendesak agar BPS DKI segera melakukan pemutakhiran data dan menyamakan persepsi data kemiskinan dengan Kemensos, Pemprov DKI Jakarta, Dukcapil, dan Lainnya.
“Saya rasa BPS perlu menyamakan persepsi data dengan Pemprov DKI Jakarta, Kemensos, Dukcapil, dan lainnya, tentang data kemiskinan di Jakarta. Karena data dari BPS akan dipakai untuk memetakkan isu global tentang kemiskinan, bahkan menentukan arah kebijakan pemerintah,” tandasnya.
Tim Peduli Jakarta langsung turun mendata 25 Kepala Keluarga (KK) di wilayah RT 6 tersebut.
Ketua RT 6, Mariani mengaku, kaget selama 13 tahun menjabat baru mendengar adanya beberapa nama warga miskin ekstrem di wilayahnya yang mencapai 38 KK.
“Tapi kalau yang kemiskinan ekstem, kebetulan warga saya ada kurang lebih 130 KK yang tervalidasi di RT 6. Yang tervalidasi masuk ke dalam miskin ekstrem ada 38 KK. Tapi saya rasa tidak ada yang terlalu miskin ekstrem,” ujarnya.
Sementara Ketua RW 15 Kalibaru, Slamet, juga kecewa saat menerima data yang mengidentifikasi masyarakatnya dalam kategori miskin ekstrem.
“Saya tidak setuju, bukan apa, kayanya miskin ekstrem, kita hina banget gitu. Yasudah kita validasi, klarifikasi bagaimana sebetulnya. Memang betul di Kalibaru ada sekitar 8 RW yang kumuh, RW 1, RW 4, RW 6, RW 7, RW 10, RW 12, RW 13, dan RW 15. Sementara yang kumuh banget di RW 4,” jelasnya. (agr/ree)
Load more