Lombok Timur - Menteri Sosial Tri Rismaharini kembali meluapkan emosinya saat memantau penyaluran bansos dan pemadanan data Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Kartu Sembako, di Desa Tete Batu, Kabupaten Lombok Timur, Rabu (13/10).
Risma yang datang didampingi, Dirjen Pemberdayaan Sosial, Esi Suharto terlibat adu mulut dengan sejumlah mahasiswa dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yang mempertanyakan kenapa Mensos lebih memilih mengunjungi suplayer pengadaan bahan pangan ketimbang bertemu dengan sebagian para penerima PKH dan BPNT di Kantor Bupati Lombok Timur.
Bahkan Risma sempat menangis, saat menemukan sejumlah rekening penerima manfaat bantuan sosial saldonya nol rupiah.
Mekanisme penyaluran bantuan PKH dan BPNT, Kartu Sembako menjadi perhatian serius Mensos Risma. Dari monitoring data di sejumlah daerah, Mensos masih menyaksikan adanya Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang belum dapat mencairkan bantuannya.
Oleh karena itu, dalam kunjungannya ke daerah, Mensos mengagendakan pertemuan dengan pihak-pihak terkait dalam penyaluran bansos, yakni perwakilan himpunan bank-bank milik negara (Himbara) di daerah, pemerintah daerah, dan pendamping PKH dan BPNT, Kartu Sembako. Tujuannya untuk mengevalusi mekanisme penyaluran bansos dan memastikan bansos salur tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat nilai.
Dengan kata lain, Mensos hendak memastikan hak-hak masyarakat miskin terpenuhi sesuai ketentuan. Di berbagai kesempatan pertemuan evaluasi, didapati beberapa fakta yang menyebabkan KPM belum menerima bantuan, di antaranya Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang belum terdistribusi oleh bank, rekening terblokir, atau KPM yang tinggal di lokasi terpencil dan sebagainya.
Dalam rangkaian kunjungan hari ini, Mensos juga menyalurkan bantuan untuk penyandang disabilitas, anak yatim, dan yatim piatu, serta untuk lansia. Jenis bantuan di antaranya bantuan aksesibilitas, bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI), bantuan nutrisi dan vitamin, dan bantuan kewirausahaan.
Bentuk bantuan antara lain berupa tongkat kaki tiga , vitamin, nutrisi, alat bantu mobilitas (kursi roda), alat bantu terapi fisik, biaya terapi fisik, bantuan usaha kios, sembako, dan ternak.
Bantuan di Lombok Timur diserahkan kepada 229 penerima manfaat dengan nilai Rp493.150.000. Khusus untuk peserta PKH Graduasi sebanyak 5 orang, masing-masing diberikan bantuan Rp2.500.000. Bantuan diberikan dalam bentuk paket sembako, mesin penggiling tepung dan kopi, alat pengukus tempe, 150 kg bahan baku tempe dan kulkas. (Herman Zuhdi/mii)
Load more