Jakarta, tvOnenews.com - Pengamat politik sekaligus Pendiri Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai safari politik yang dilakukan Anies Baswedan adalah hal bagus yang mesti dilakukan oleh seorang yang berkapasitas sebagai calon presiden (capres).
Diketahui, semenjak kapasitasnya sebagai calon presiden, Anies sering melakukan perjalanan ke berbagai daerah di Indonesia untuk melakukan kampanye.
Namun, partai pengusung Anies, yakni NasDem membelanya. NasDem menyebut yang dilakukan Anies adalah sosialisasi.
Bagi Ray, yang dilakukan Anies sudah termasuk kampanye. Meski begitu, Ray mendukung Anies melakukan kampanye sejak dini. Dia menilai hal itu penting dilakukan oleh seorang capres.
Sebab, dia memandang masa kampanye yang diberikan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) hanya 75 hari kurang tepat.
Waktu tersebut terbilang pendek untuk masyarakat dapat mengenal dan memahami calon pemimpin negaranya.
"Saya ini penganut paham kampanye sepanjang waktu atau sepanjang masa. Jadi tidak ada itu kampanye bagi saya 75 hari," ungkap Ray dalam diskusi publik bertajuk "Kampanye dan Dana Kampanye di Pemilu 2024" di Kantor Bawaslu RI, Senin (20/2/2023).
"Kita ini selalu mendorong masyarakat memilih kandidat dengan mengenal visi misinya, tapi untuk mengenal visi misinya itu cuma 75 hari. Memangnya masyarakat kerjanya cuma melototin visi misi kandidat? Kandidatnya saja ribuan. Ya syukurlah kalau capres dan cawapres atau cuma satu atau dua pasangan," tambahnya.
Kemudian, dia pun menyarankan para capres untuk melakukan kampanye setiap waktu.
"Makanya kalau saya boleh mengatakan, kampanyelah setiap waktu. Misalnya, Anies itu masuk kampanye atau sosialisasi? Saya katakan itu kampanye," ucap dia.
"Bagi saya itu bagus. Makin cepat yang bersangkutan kampanye kepada masyarakat ya semakin baik," sambungnya.
Baginya, mengenalkan sosok capres sejak dini itu penting untuk masyarakat dapat memberikan waktu untuk mencerna sosok tersebut.
"Sehingga saat bersamaan orang mengenal bukan figurnya, tapi mengenal apa yang akan dibicarakannya. Kalau dia memimpin misalnya di 2024 yang akan datang," jelas Ray.
Menurut Ray, dari safari politik yang Anies lakukan ke berbagai penjuru daerah di Indonesia, dia belum dapat memahami apa yang akan dilakukan Anies jika jadi memimpin Indonesia.
"Sekarang Anies Baswedan sudah berkeliling ke hampir setengah daerah Indonesia sebagai kapasitas capres. Setidaknya dari 3 parpol meskipun secara formal dulu. Capres dari 3 parpol, tapi mohon maaf, kita belum baca pikirannya tentang apa Indonesia 2024 setelah dia berkuasa," ungkap Ray.
"Lalu ngapain keliling itu? Sosialisasi namanya. Menyosialisasikan Anies sebagai capres, bukan mensosialisasikan pikiran Anies sebagai calon presiden," lanjutnya.
Menurut Ray, Anies belum mengungkapkan ide dan gagasannya karena khawatir ditegur oleh Bawaslu RI.
Sebab, bisa saja Anies dianggap mencuri start kampanye. Dia menilai safari politik Anies saat ini hanya sebatas sosialisasi sosok capres agar dikenal masyarakat. Belum masuk kepada sisi gagasan Anies.
"Saat yang bersamaan, misalnya NasDem kritik Anies dengan idenya, mana idenya? Kita tidak tahu. Kok diserang pribadinya? Idenya mana? Tidak bisa kita mengungkapkan ide karena nanti akan disemprot oleh Bawaslu," papar Ray.
"Inilah kericuhan itu maksud saya. Jadi calon presiden yang mau kampanye jadi tidak mau kampanye karena takut disemprot oleh Bawaslu," pungkas dia. (rpi/nsi)
Load more