Ferdy Sambo menjadi tersangka pembunuhan Brigadir J atau Yosua Hutabarat yang terjadi pada 8 Juli 2022. Kini, suami Putri Candrawathi itu divonis hukuman mati.
Dalam video yang diunggah, ada sejumlah foto yang menampakan potret masa kecil Ferdy Sambo. Ternyata, raut wajah cemberutnya konsisten sejak kecil.
Berikut ini 5 foto masa kecil Ferdy Sambo:
1. Ferdy Sambo saat masih balita, sedang menikmati sebuah hidangan di meja makan.
2. Sambo ikut berfoto bersama teman-temannya. Dia tampak memasang wajah cemberut saat difoto.
3. Kumpulan foto Ferdy Sambo saat masih balita. Dia terlihat rapi menggunakan kemeja dan sepatu boots.
4. Potret Ferdy Sambo menjadi sorotan. Raut wajah seriusnya konsisten hingga memasuki remaja.
5. Ferdy Sambo diduga sudah memasuki usia 22 hingga 23 tahun. Dia memasang muka 'sangar' dan berpose dengan memegang senjata. Latar belakangnya tampak seperti di sebuah bukit.
Trisha Tulis Pesan Haru ‘Aku Bangga Jadi Putrimu’
Usai dijatuhkan vonis hukuman mati, Trisha Eungelica menuliskan pesan haru untuk sang ayah Ferdy Sambo, pelaku pembunuhan berencana Brigadir J.
Melalui akun TikTok pribadinya @troasang pada Senin (13/2/2023), Trisha Eungelica membagikan unggahan yang berisi kolase foto kenangan indah keluarganya sebelum menjadi terjadi kasus pembunuhan Brigadir Yosua.
“and im so proud to be ur daughter. Always (Dan aku sangat bangga menjadi putrimu, selalu),” tulisnya.
Dalam unggahan tersebut, ada sebuah foto yang menampilkan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi semasa muda.
Di slide selanjutnya, Ferdy Sambo dan Trisha Eungelica terlihat tersenyum bahagia ke arah kamera. Di slide lainnya, sebuah foto menampilkan keharmonisan keluarga Ferdy Sambo. Dia bersama Putri Candrawathi tampak menggendong sosok anak kecil yang memakai baju berwarna hijau.
Unggahan yang diiringi lagu berjudul “Sempurna” yang dinyanyikan Andra & The Backbones menuai empati netizen. Banyak yang memberikan Trisha dukungan.
“terlepas dari masalahnya, dia tetap seorang ayah untuk anaknya,” tulis netizen.
“Cinta pertama seorang anak perempuan adalah Ayahnya smpai kapanpun itu,” komentar netizen.
“Perbuatan orangtuanya memang tidak baik dan tidak patut di contoh tapi bagi anak2nya, mereka adalah orangtua terbaik. Semangat Trishh..,” ujar netizen.
“Gak ad seorang anak perempuan yg mau kehilangan seornag ayah , trlepas dr gimanapun apa yg sdh ayah lakukan,” kata netizen.
Punya Celah Untuk Bebas Vonis Mati, Ini Penjelasan Hotman Paris Soal Pasal 100 KUHP…
Vonis mati dijatuhkan untuk Ferdy Sambo atas kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J atau Brigadir Yosua Hutabarat. Suami Putri Candrawathi itu dihukum mati berdasarkan pasal 100 KUHP 2023. Hal ini menuai kritik berbagai pihak, salah satunya adalah pengacara kondang Hotman Paris.
Diketahui pasal yang dijadikan landasan vonis Ferdy Sambo baru disahkan pada bulan Desember 2022 silam. Dalam pasal tersebut tertulis bahwa terdakwa yang dijatuhkan vonis mati akan mendapat masa percobaan selama 10 tahun.
Tentunya, peraturan ini menuai banyak kritikan dari berbagai pihak termasuk pengacara terkenal Hotman Paris Hutapea.
“Saya baca di KUHP pidana yang baru ini gue pusing, nalar hukumnya di mana ini orang-orang yang membuat undang-undang,” kata Hotman Paris dikutip dari Instagram @undercover.id pada Selasa (14/2/2023).
Hotman Paris lalu membacakan isi pasal 100 KUHP 2023 yang digunakan sebagai dasar vonis hukuman mati Ferdy Sambo.
“Di pasal 100 disebutkan seseorang terdakwa yang dijatuhkan hukuman mati gak bisa langsung dihukum mati harus dikasih kesempatan 10 tahun,” kata Hotman Paris.
“Apakah dia berubah berkelakuan baik ya nanti bakal mahal deh surat keterangan kelakuan baik oleh kepala lapas penjara daripada dihukum mati. Orang berapapun akan mau, mau mempertaruhkan apapun untuk mendapatkan surat keterangan kelakuan baik dari kepala lapas penjara,” sambungnya.
Hotman Paris juga mempertanyakan tujuan dari pasal 100 KUHP itu, padahal Ferdy Sambo telah melewati berbagai persidangan dan vonis mati atas kasus pembunuhan Brigadir J.
“Jadi apa artinya gitu loh, sudah persidangan sudah divonis pakai hukuman mati tapi tidak boleh dihukum mati. Harus menunggu 10 tahun untuk melihat apakah mental berubah menjadi kelakuan baik,” sindir pengacara kondang itu.
Diketahui, Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 100 ayat 1 berbunyi:
“Hakim menjatuhkan pidana mati dengan masa percobaan selama 10 tahun dengan memerhatikan rasa penyesalan terdakwa dan ada harapan untuk memperbaiki diri atau peran terdakwa dalam tindak pidana,”.
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 100 ayat 2 berbunyi:
“Pidana mati dengan masa percobaan sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 harus dicantumkan dalam putusan pengadilan.”.
Hotman Paris menilai pasal terbaru ini justru akan berpotensi sebagai bisnis surat kelakuan baik dalam penjara.
“Ya dipenjara kan, yang menentukan kelakuan baik kan kepala lapas. Waduh, sudah pasti surat keterangan kelakuan baik akan menjadi surat yang paling mahal harganya di dunia,” pungkasnya. (rka)
Load more