Setelah dirinya membaca surat-surat itu, Clara memanggil keluarganya dan meminta waktu 1 jam untuk mengecek keabsahan surat tersebut.
Ia tidak mau terjadi adanya tindak penipuan, seperti modus-modus penipuan yang sering tejadi. Tetapi, pihak debt collector tersebut tidak bersedia untuk menunggu.
Babinsa yang turun pun sempat membantu menjelaskan kepada pihak debt collecter untuk sabar menunggu. Tapi, tidak mau mendengarkan dan malah melakukan perlawanan.
"Intinya tidak kooperatif lah pada pak Babin, pak Babin yang mengarahkan akhirnya meminta diselesaikan di Polsek saja," ucap Clara.
"Mereka semakin tidak kooperatif lagi, semakin bersuara, semakin ada lah konflik yang seperti di video tersebut. Akhirnya terjadi di video tersebut kericuhan," sambung jelaskannya.
Kemudian, Clara Shinta mengaku bahwa nilai pinjaman yang digadaikan dari mobilnya tersebut senilai Rp200 juta.
"Akhirnya mobilnya dibawa tanpa persetujuan saya," pungkasnya.
Load more